Groundbreaking RDF Plant, Heru Budi: Ini Akan Jadi Salah Satu Pengolahan Sampah Terbesar di Dunia

PJ Gubernur DKI Heru Budi groundbreaking pembangunan RDF Plant Jakarta.
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan groundbreaking pembangunan fasilitas pengolahan sampah Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Jakarta di Rorotan, Jakarta Utara, pada Senin, 13 Mei 2024. Ia menyebutkan, tempat ini merupakan salah satu fasilitas pengolahan sampah menjadi RDF yang terbesar di dunia.

Pemprov Jakarta Bakal Kaji Wacana Kantin Sekolah Dipungut Pajak

“Kapasitas pengolahan sampah pada fasilitas ini mampu mengolah 2.500 ton sampah per hari, serta akan menghasilkan produk berupa RDF atau bahan bakar alternatif sebanyak 875 ton per hari. Fasilitas ini akan menjadi salah satu yang terbesar di dunia," kata Heru dalam keterangannya, Senin, 13 Mei 2024.

Ia mengatakan RDF Plant Jakarta ini dibangun di atas tanah milik Pemprov DKI Jakarta seluas 7,87 hektar yang berlokasi di Kelurahan Rorotan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Heru menyebutkan, saat ini Jakarta harus memprioritaskan pengelolaan sampah dalam kota agar beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang makin berkurang.

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Truk menurunkan muatan sampah di TPST Bantargebang Kota Bekasi, 22 Oktober 2018.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Dani (Bekasi)

Ia menambahkan, anggaran untuk membangun fasilitas kelas dunia ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemprov DKI Jakarta Tahun 2024. Menurut rencana, fasilitas RDF Plant Jakarta ini akan beroperasi pada 2025 dan diharapkan bisa beroperasi untuk menopang pengelolaan sampah dari hulu ke hilir di dalam kota Jakarta. 

Dinas Pertamanan Temukan Penebangan Pohon di Menteng Diduga Tanpa Izin

"Ini adalah bagian terkecil dari salah satu upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mengendalikan masalah sampah. Salah satunya adalah RDF. Banyak teknologi lainnya yang bisa juga diterapkan di DKI Jakarta, tetapi sebisa mungkin Pemprov DKI menghindari tipping fee," jelasnya.

Ia menambahkan, upaya tersebut merupakan perwujudan Jakarta sebagai kota global yang berkelanjutan. Maka itu, kata dia, Jakarta harus mengelola sampah seperti negara maju, salah satunya adalah memprioritaskan pembangunan pengolahan sampah dalam kota.

"Saya punya pemikiran yang salah satunya adalah kita harus berani membangun tempat pembuangan sampah akhir seperti Bantargebang. Kita punya ide di wilayah sisi Utara di laut, bisa menjorok 5 kilometer di daratan. Nantinya, sampah itu bisa diolah dengan teknologi tinggi di area tersebut. Tentunya, kita perlu mengkaji itu bersama para ahli dan akademisi," kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto menambahkan, setelah pembangunan RDF Plant Jakarta ini selesai, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pengangkutan sampah di dalam kota. 

"Dari 16 kecamatan wilayah layanan yang semula seluruhnya menuju TPST Bantargebang, setelah pembangunan ini selesai, nantinya akan diangkut dan langsung diolah di fasilitas ini,” kata dia.

Ia menjelaskan, RDF Plant Jakarta ini menjadi proyek kedua Pemprov DKI Jakarta dalam mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif atau RDF.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya