Gak Main-main, Manusia Silver di Makassar Bisa Raup Hingga Rp 8 Juta per Bulan

Dinsos Makassar razia dengan mengamankan manusia silver yang mengemis di Jalan Kota Makassar.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Supriadi Maud (Sulawesi Selatan)

Makassar - Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) membeberkan temuannya terkait pengemis di Kota Daeng. Salah satunya, pengemis yang sering berpenampilan manusia silver yang meraup keuntungan dalam sebulan mencapai Rp 8 juta.

5 Aplikasi Penghasil Uang yang Bikin Dompet Tebal, Sudah Coba?

Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar, Andi Pangerang Nur Akbar menuturkan, bahwa pendapatan manusia silver itu diungkap setelah pihaknya menggelar razia dan mengamankan seorang wanita inisial H. Dari keterangan wanita berusia 26 tahun itu, ternyata sebulan dia meraup untung dari hasil manusia silver sebanyak Rp 8 Juta.

“Jadi temuan ini diperoleh dari Tim Reaksi Cepat (TRC) yang dimana salah satu dari mereka itu mendapat keuntungan dari hasil ngemis (manusia silver) sebulan bisa dapat sampai Rp 8 juta,” ucap Andi Pangerang Nur Akbar kepada wartawan,  Selasa 23 April 2024.

Ingin Sukses di Dunia Digital 2025? Ini 7 Tips Untuk Meraih Penghasilan Lebih Besar!

(Foto Ilustrasi) Manusia silver wanita terjaring razia Satpol PP

Photo :
  • Tangkapan layar video/Andrew Tito

Menurut Pangerang, hasil manusia silver ini meraka lakukan dengan sistem berkelompok lalu pendapatan mereka bagi rata. Hal tersebut diketahui lantaran telah dilakukan asesmen terhadap sejumlah razia selama 2023 hingga 2024.

Ayu Ting Ting Ungkap Fakta Baru Soal Isu Keuangan yang Dikendalikan Orang Tua

"Jadi mereka sistemnya berkelompok tapi nominalnya cukup besar. Dan itu diketahui sejak asesmen dilakukan selama razia 2023 hingga 2024 ini," katanya.

Pangerang menyebut bahwa hasil pendapatan mereka ternyata tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya tetapi juga kebutuhan pribadinya seperti pembelian emas. Bahkan, dari pemeriksaan salah satu dari mereka ada yang sudah tiap bulannya membeli emas

"Jadi ibu yang kami periksa itu ditemukan adanya nota pembelian emas. Dan dia juga mengakui jika emas yang dibelinya dari hasil kegiatan mengemis. Bahkan hampir setiap bulan itu membeli emas dari hasil manusia silver.  Berarti dari sisi kebutuhan dia sudah tercover kebutuhan sehari-hari nya baik. Artinya kebutuhan primer yang utama sudah tidak dipikirkan lagi,” ungkap Pangerang

Pangerang pun menegaskan bahwa selama ini sabagian dari mereka mengemis jadi manusia silver di jalan bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tapi untuk mencari penghasilan tambahan dengan investasi membeli emas.

“Dari situ kita melihat bahwa ternyata sebagian besar mereka ini ke jalan hanya mencari penghasilan tambahan dan investasi emas karena kami temukan buktinya berupa nota-notanya, saya lihat tiap bulan ada nota pembelian emasnya. Walaupun beragam ada yang dia punya lima gram sampai di atas itu,” bebernya

Pangerang juga mengungkap bahwa tak hanya temuan itu saja yang mengejutkan, ternyata pihaknya juga menemukan seorang pengemis yang mengenakan badut jalanan mendapat penghasilan yang bikin geleng-geleng kepala. Anak yang mengemis itu inisial S, dia mengaku jika penghasilannya mencapai Rp800 ribu per hari menjadi badut jalanan.

"Ada juga temuan dari seorang anak perannya sebagai badut jalanan. Sehari itu dia akui dapat Rp 800 ribu," ungkapnya.

Seorang anak berprofesi badut jalanan mencuri motor ojek online (ojol)

Photo :
  • Istimewa

Lebih lanjut, Pangerang pun berharap dengan adanya temuan-temuan seperti itu, masyarakat diimbau agar tidak asal lagi memberi bantuan kepada anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang menjamur di jalanan. Sebab, tindakan memberi uang di jalanan justru membuat para pengemis semakin malas untuk mendapat pekerjaan dengan cara yang benar.

“Semoga dengan adanya temuan seperti ini membuat masyarakat lebih memahami lagi. Bahwa jangan kita terpengaruh dengan gimmick, penampilan, kemudian kita ubah dan memberi yang padahal kita tidak tahu kondisi rilnya seperti apa. Karena ini akan membuat mereka semakin suka malas dan suka mengemis kemudian tidak mau lagi mencari pekerjaan yang lebih baik dan benar,” tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya