Kasus DBD di Jakarta Melonjak, Paling Banyak di Jakarta Barat

Nyamuk DBD/ilustrasi.
Sumber :
  • www.jakarta.go.id

Jakarta - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Jakarta dikatakan meningkat sejak memasuki tahun 2024. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mendata kasus DBD banyak ditemukan khusunya Jakarta Barat.

Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki, kasus DBD di seluruh wilayah DKI Jakarta ada sebanyak 1.729 kasus DBD hingga 18 Maret 2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 562 kasus DBD ditemukan di Jakarta Barat.

“Total DBD DKI per 18 Maret 1.729 kasus. Di wilayah Jakarta Barat ada 562 kasus, kemudian di Jakarta Selatan 450 kasus,” ujar Ani dalam keterangannya, Jumat, 22 Maret 2024. 

Nyamuk aedes aegypti.

Photo :
  • Pixabay

Ani menjelasakan sebanyak 395 kasus DBD di temukan di Jakarta Timur dan 194 kasus di Jakarta Utara. Selanjutnya ada 115 kasus di Jakarta Pusat dan 13 kasus di Kepulauan Seribu.

Menurut Ani, walau ada peningkatan kasus DBD di wilayah Jakarta, kasus ini masih dalam angka yang normal karena masih dapat ditangani dengan baik. Dia juga mengatakan, Kapasitas rumah sakit yang ada di Jakarta saat ini masih memadai untuk merawat pasien DBD.

“Sekarang masih oke, masih terkendali. Sampai sekarang masih kami monitor semua. Semua masih terkendali,” ujarnya. 

Ilustrasi nyamuk.

Photo :
  • Pexels/icon0.com
Tips Efektif Merawat Kulit di Tengah Kelembapan Tinggi Indonesia

Sementara itu Dinkes DKI Jakarta memprediksi kasus DBD di Ibu Kota masih akan meningkat hingga Mei 2024 dengan adanya musim kemarau yang disusul dengan musim hujan yang merupakan pengaruh cuaca di Jakarta

“Kami memperkirakan (kenaikan kasus DBD) berdasarkan iklim. Diperkirakan masih akan naik sampai dengan Mei. Tapi abis itu kalau sudah mulai iklim berubah, kita harapkan juga turun," ujarnya. 

10 Cara Mengusir Nyamuk di Rumah dengan Bahan Alami yang Gak Banyak Diketahui
Ilustrasi cuaca panas/ekstrem.

Akibat Perubahan Iklim, 3.700 Orang di Dunia Tewas Sepanjang 2024

World Weather Attribution (WWA) dan Climate Central menyebut 3.700 orang mati sepanjang 2024 akibat perubahan iklim

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2024