Jumlah Pasien DBD di Depok Meningkat 2 Kali Lipat

Direktur RSUD Depok, dr. Sobari
Sumber :
  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)

Depok –Jumlah pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) di Depok meningkat signifikan. Tahun ini peningkatan jumlah penderita mencapai dua kali lipat dari tahun lalu, dihitung sejak Januari hingga Maret. 

Waspada! Pekerja Konstruksi Ternyata Berisiko Tinggi Terkena Penyakit DBD

“Perbandingan tiga bulan terakhir dari tahun 2023 ke 2024 peningkatan cukup signifikan, dua kali lebih banyak di tahun ini,” kata Direktur RSUD Depok, dr. Sobari, MARS.,MH, Jumat (22/3/2024).

Dikatakan pada Januari 2024 jumlah penderita DBD sebanyak 68 kasus dan meningkat pada Februari hingga 119 kasus. Dan di Maret 2024 sebanyak 68 kasus.

Angka Kasus Melonjak Lampaui Tahun Lalu, Pemerintah RI Gagal Atasi DBD?

“Sebagai contoh di Januari 2024 ada 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus,” ujarnya.
Sedangkan di Januari 2023 jumlahnya hanya 28 kasus. Februari 2023 sebanyak 28 kasus dan Maret 2023 sebanyak 22 kasus. 

Nyamuk DBD/ilustrasi.

Photo :
  • www.jakarta.go.id
Viral! Gegara Hobi Makan Seblak, Wanita Ini Harus Masuk RS dan Opname

“Kondisi yang sama tahun 2023 di Januari 38 kasus, Februari 28 kasus dan Maret 22 kasus. Lebih kurang 2 kali lebih tinggi daripada tahun lalu,” tukasnya.

Penyebab tingginya penderita DBD karena curah hujan tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu. Selain itu juga kurang sadarnya masyarakat dalam menjaga kebersihan juga menjadi penyebab.

“Curah hujan di 2024 cukup tinggi, pasti faktor alam. Berikutnya kebiasaan, kalau boleh saya katakan kebiasaan buruk masyarakat yang belum sadar betul kebersihan lingkungan. Air tergenang, tempat sampah yang menggenang air itu salah satunya,” ungkapnya.

Tahun ini jumlah penderita DBD yang meninggal sebanyak satu orang. Sedangkan pasien lain dapat disembuhkan. Penderita kebanyakan adalah anak-anak.

“Tahun ini Januari ada satu meninggal, yang lain teratasi. (Pasien) banyakan anak-anak,” katanya.
Kendati jumlah pasien meningkat namun untuk ketersediaan kamar masih cukup. Pihaknya melakukan antisipasi dengan mengubah penggunaan kamar lain untuk perawatan pasien DBD.

“Saat ini ada effort yang kami lakukan yaitu dari, kami tidak lagi membagi-bagikan ruang penyakit dalam ruang bedah dan lain-lain, yang penting kami bedakan ruang inspeksi dewasa dan anak dipisah. Dengan cara itu kami bisa menamgpung kasus tersebut. Kalau kami ngga lakukan itu kami ngga nampung,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya