Viral Lurah Ancol Sebut PPSU 'Miskin', Begini Kronologinya
- VIVA/Bimo Aria Fundrika
Jakarta – Viral di media sosial X atau twitter yang memperlihatkan aksi mogok kerja para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Ancol, Jakarta Utara. Aksi mogok kerja itu karena tak terima disebut 'miskin' oleh lurah Saud M Manik dan Sekretaris Kelurahan Khenny Hutagaola.
Dalam video yang beredar di media sosial X, tampak aksi mogok kerja yang dilakukan PPSU kelurahan Ancol. Para petugas duduk di pinggir jalan dan menggeletakkan alat kebersihan. Selain itu, sampah juga berserakan di lokasi.
Dalam keterangan yang menyertai video itu disebutkan bahwa petugas PPSU mengaku sering kali dijuluki 'miskin' oleh atasan mereka saat menggelar apel.
Salah satu petugas PPSU Ancol bernama Fajar, mengatakan alasan petugas melakukan aksi mogok kerja diduga karena penghinaan yang dilakukan sang lurah dan sekretarisnya.
"Kami minta ketegasan dan keadilan, setiap apel itu Pak Lurah itu selalu memarahi, apalagi yang tidak enak hati dengan kata-kata 'miskin'. Contohnya 'PPSU miskin dilarang merokok', dia ngomong seperti itu," ujar petugas PPSU Ancol, Fajar, dikutip Selasa, 20 Februari 2024.
Lantas, Fajar meminta keadilan dan meminta Lurah Ancol meminta maaf kepada seluruh petugas PPSU karena kerap menghina mereka.
"Namanya kerja ya capek ya bang, cuma jangan lah dipecut anak-anak, janganlah sering kali dipecut," katanya.
Sementara itu, Lurah Saut angkat bicara soal perkataan yang viral itu. Ia mengaku perkataannya dipelintir, ia hanya mengingatkan kepada petugas PPSU agar tidak merokok lagi, karena dapat menyebabkan kemiskinan.
"Itu sebenarnya kata kata pelintiran dari PPSU, dipelintir. DI dalam pembinaan saya mengatakan bagi PPSU yang merokok, agar jangan merokok lagi, lebih baik uangnya ditabung daripada dibakar-bakar, nanti miskin," kata Lurah Saut.
Ia juga menjelaskan pernyataan dari Sekretaris lurah tersebut, menurutnya itu bukan penghinaan. Saut menjelaskan ada antrian pembagian kupon pangan murah yang harus ditebus sebesar Rp 100 ribu di Kelurahan untuk PPSU.
Lalu Khenny selaku sekretaris datang menanyakan pembayaran kepada para petugas PPSU.
"Di saat itu kan ada antrian pembagian kupon untuk PPSU, yang menebus pangan murah, kalau menebus pangan murah kan wajib membayar Rp100 ribu, itu yang food station. Pada saat dikumpulkan ternyata mereka ini enggak punya uang, jadi datang pak Sekkel, mana bayar ini, enggak ada pak. Miskin amat, yaudah pinjam ya," kata Saut.
"Begitu, jadi bukan menghina, hanya bercanda, guyonan. Gimana lah guyonan antara bapak ke anak, atau antar teman, jadi enggak ada bahasa apa. Jadi mereka ini manusia kaleng-kaleng, gampang baper. Enggak kuat mentalnya, jadi mencari cari kesalahan. Apapun yang kita katakan benar, akan dipelintir untuk salah," sambungnya.
Kendati demikian, Lurah Saut siap untuk bertemu para petugas PPSU untuk menyelesaikan masalah tersebut. Ia mengaku sudah menjadi kewajiban sebagai Lurah untuk mengayomi para petugas PPSU.
"Jadi kalau duduk bersama, saya lagi nunggu mereka biar datang ke kelurahan. kalau datang kita duduk bersama. Sebagai lurah, saya kan kepala kantor. Bagaimanapun saya selalu melakukan yang terbaik, yang sesuai dengan peraturan, aturan. Enggak mungkin saya memusuhi PPSU saya, orang bodoh lah itu memusuhi PPSU-nya. Saya justru mau merangkul mereka biar lebih baik," pungkasnya.