Macet Parah! Hasto Sayangkan Tak Ada Rekayasa Lalin saat Ganjar-Mahfud Gelar Kampanye Akbar di GBK
- VIVA.co.id/Zendy Pradana
Jakarta – Pasangan calon nomor urut tiga Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menggelar acara kampanye akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat pada Sabtu 3 Februari 2024. Saat kampanye berlangsung, lalu lintas sekitaran lokasi mengalami macet parah.
Sejumlah bus milik relawan partai pengusung hingga pendukung Ganjar-Mahfud terlihat terparkir di sepanjang jalan pintu masuk menuju gerbang Stadion GBK. Hal itu pun yang membuat sepanjang jalan masuk ke GBK macet parah.
Para pengguna jalan menuju SUGBK mulai merasakan kemacetan lalu lintas di Jalan Sudirman dari arah Cawang menuju SUGBK tepatnya di depan Hotel Four Season.
Sekertaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto meminta maaf kepada seluruh warga DKI Jakarta yang hendak melintas.Â
Hasto menduga kemacetan parah menuju SUGBK karena kepolisian tidak membuat semacam rekayasa lalu lintas.
"Kami mohon maaf kepada masyarakat atas kemacetan lalu lintas ini. Kami berpikir kepolisian dan aparat sudah akan melakukan rekayasa lalu lintas agar tidak terjadi kemacetan parah," kata Hasto kepada wartawan, Sabtu 3 Februari.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto kampanye di Bandar Lampung
- tvOne/Pujiansyah
Hasto mengatakan rekayasa lalu lintas seharusnya dilakukan demi mencegah kemacetan parah menuju SUGBK.
"Sepertinya rekayasa itu tidak dilakukan. Akibatnya, macet sekali. Kami sekali lagi mohon maaf kepada masyarakat," ucapnya.
Menurut Hasto, kemacetan di jalan menuju SUGBK turut terdampak terhadap kehadiran Ganjar di lokasi.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto Konferensi Pers di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Ganjar, kata dia, seharusnya tiba di SUGBK pada Sabtu pukul 14.00 WIB, tetapi terlambat datang akibat terdampak kemacetan .
"Kami masih menunggu kehadiran Mas Ganjar yang tertahan karena kemacetan," kata Hasto.
Tanggapi Usulan Prabowo Pilkada Lewat DPRD, Legislator Golkar Usul Aktornya Juga Berubah
Politisi Golkar Zulfikar mengatakan, selain fokus pada model pemilu yang paling tepat, aktor politik juga harus melakukan perubahan, untuk memperbaiki kualitas demokrasi.
