Cerita Pekerja Pelipat Surat Suara Pemilu 2024 di Depok, Satu Lembar Dapat Honor Rp 500

Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Pilpres Pemilu 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Proses pelipatan surat suara pemilihan umum ata Pemilu 2024, sudah mulai dikerjakan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, menerima logistik dari penyedia yang disimpan di gudang KPU Depok di Jalan Raya Jakarta Bogor, Kelurahan Pabuaran, Cibinong. KPU Depok sudah menerima1.423.760 lembar surat suara untuk tingkat DPD.

KPU Sebut Cagub Papua Barat Daya yang Sempat Dibatalkan Bisa Ikut Pilkada

Ketua KPU Kota Depok, Willi Sumarlin, mengatakan pihaknya menargetkan dalam waktu tujuh hari proses pelipatan selesai. Pekerja pelipat yang terlibat sebanyak 300 orang. Honor yang didapat antara Rp 350 hingga Rp 500 per lembar.

 “Dari pak kasek tadi menyampaikan untuk DPD dan DPR, itu Rp 500 per lembar. Kalau untuk surat suara pilpres Rp 350 per lembar,” jelasnya, dikutip Sabtu 13 Januari 2024.

KPU Ungkap Ketersediaan Jaringan Internet Masih Jadi Kendala Pilkada Serentak di Sejumlah Daerah

Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara Pilpres Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Sebanyak 300 orang pekerja itu dibagi dalam dua shift. Tiap shift ada sebanyak 150 orang yang melakukan pekerjaan pelipatan surat suara untuk pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024 itu.

UMP Jakarta 2025 Bakal Diumumkan Setelah Pilkada

“Untuk penyortiran pertama ini kan kita ada 2 shift. Pertama 150 orang, kedua juga 150 orang, jadi totalnya ada 300 orang,” ujarnya.

Pihaknya melakukan skrining terhadap seluruh pekerja. Mulai dari harus terdaftar dalam sipol dan cek bodi saat hendak masuk ke area gudang.

“Pengamanan dari petugas disortir dari sipol dulu, apakah mereka terdaftar di sipol atau tidak, makanya tadi agak lambat, karena ada skrinning sipol, kalau tidak ada di sipol baru boleh masuk,” jelasnya.

Pekerja dilarang membawa ponsel di area gudang. Alat bantu yang diperbolehkan misalnya penggaris. Setelah selesai, pekerja akan dicek kembali sebelum pulang.

“Kemudian ada cek bodi. Ketika dia berangkat itu dicek, kemudian tidak boleh membawa minuman dan makanan ke dalam area steril, tidak boleh mendokumentasikan, nanti keluarnya juga dilakukan cek bodi ketika selesai,” katanya.

Tak hanya itu, pekerja juga harus melewati pemeriksaan kuku. Pekerja dengan kuku panjang diminta untuk dipotong terlebih dulu. Tujuannya untuk menghindari terjadinya kerusakan surat suara saat proses pelipatan.

“Itu untuk menghindari kerusakan, kalau kuku panjang kan rawan kena kertas bisa tergores atau menjadi surat suara itu rusak, sehingga bagi yang kukunya panjang diminta dipotong saat itu juga. Kemudian kalau memakai cincin juga harus dilepas, jadi tangannya harus steril untuk menghindari kesalahan dalam proses pelipatan,” tambahnya.

Setelah logistik selesai dikerjakan, selanjutnya didistribusikan ke tingkat kecamatan. Sehingga logistik tidak menumpuk di gudang.

“Untuk mengurangi space yang ada di gudang ini, nanti masih ada beberapa bilik kita geser ke kecamatan. Targetnya kita selesai dalam waktu tujuh hari,” tukasnya.

Komariah, salah satu pekerja pelipat suarat suara mengatakan, dirinya mendapat bayaran Rp 500 per lembar. Ibu dua anak ini tidak sendirian bekerja. Dia tergabung dalam satu kelompok yang terdiri dari 12 orang.

“Bayarannya per lembar Rp 500. Kita per kelompok, satu kelompok 12 orang. Satu kardus 500 lembar,” katanya.

Gilang, pekerja lainnya mengaku senang bisa mendapat pekerjaan lepas seperti ini. Honor yang didapat digunakan untuk kebutuhan hidup.

“Buat tambahan, saya di rumah saja biasanya. Sangat terbantu,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya