Wajibkan Swasta Siram Air dari Atap Gedung Pakai Alat Rp 50 Juta, Heru Budi: Gak Terlalu Mahal
- Sherly/VIVA.
Jakarta – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, mewajibkan kepada seluruh pemilik gedung swasta di Ibu Kota untuk melakukan penyemprotan air dari atap dengan alat water mist. Hal tersebut berguna untuk memperbaiki kualitas udara dari polusi yang kian memburuk.
"Itu wajib, cukup. Itu mau semua, itu kan (alat water mist) tidak terlalu mahal juga," kata Heru Budi di di Gedung Astra, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa, 29 Agustus 2023.
Namun, untuk pembelian alat water mist itu ditanggung oleh pemilik gedung dari perusahaan masing-masing. Adapun kisaran harga alat water mist itu sekitar Rp 50 juta. "Tidak ada (bantuan dari APBD). Beli masing-masing. Namanya kondisi kekeringan, cuaca panas kan tidak tahun ini saja. Tahun depan ketemu lagi," ucap Heru.
Mantan Wali Kota Jakarta Utara itu juga mengingat pesan dari BMKG yang menyebut, Indonesia akan memasuki musim panas atau musim kemarau pada Maret tahun 2024. Oleh sebab itu, kemungkinan kualitas udara akan buruk kembali dan seluruh perusahaan dapat mempergunakan alat water mist kembali guna mencegah polusi udara.
"Apalagi BMKG menyampaikan di Maret tahun depan sudah memasuki musim panas. Jadi itu sudah standar yang setiap tahun ketika musim kering atau musim panas, ada polusi, ya itu digunakan," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menyemprotkan air atau water mist dari gedung-gedung tinggi demi mengurangi polusi udara di ibu kota.Â
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, upaya water mist ini sebelumnya telah dilakukan di Gedung Pertamina pada Minggu, 27 Agustus 2023.
"BRIN diminta Kemenko Marves untuk membuat alat namanya water mist generator. Itu diuji coba di Gedung Pertamina," kata Asep kepada wartawan, Selasa, 29 Agustus 2023.
Asep menilai water mist ini lebih efektif dibandingkan dengan penyiraman atau penyemprotan air di jalanan ibu kota.Â
Ia pun menyebutkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Kemenko Marves untuk membahas lebih lanjut usulan water mist tersebut untuk diterapkan di Jakarta. Asep mengusulkan agar water mist ini bisa dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari.
Asep mengatakan, berdasarkan biaya biaya perakitan hingga pemasangan alat yang dibuat oleh Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), alat water mist ini menghabiskan dana Rp 50 juta.
"Kemarin itu dari BRIN menyampaikan kisaran Rp 50 juta untuk satu unit dan itu sangat mudah dibuat ya. Kemarin baru uji coba, jadi nanti BRIN akan menyampaikan spesifikasinya," pungkasnya.