Diduga Salah Beri Susu Formula, Bayi 2 Bulan di Jakbar Alami Gizi Buruk

Ilustrasi bayi.
Sumber :
  • Pexels

Jakarta – Bayi perempuan berusia dua bulan berinisial LAH, diduga jadi korban kelalaian pemberian susu formula oleh perawat salah satu rumah sakit nasional di Jakarta.

Gibran Kunjungi RS Kardiologi Emirates Indonesia di Solo, Pembangunan Sudah 90 Persen

Chintia Suciati, (28) orang tua bayi tersebut mengatakan putrinya diduga menjadi korban kelalaian usai dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar pada 12 Juli 2023.

LAH didiagnosa menderita kelainan fungsi hati dan usus dan hanya bisa mengonsumsi susu Pepti Junior.

Israel Bakar Rumah Sakit di Gaza Utara, 39 Orang Tewas

Kemudian saat sudah dirawat di rumah sakit yang lebih besar, Chintia mengatakan anaknya diberi susu formula yang ternyata tidak cocok dikonsumsi hingga ER dampak dengan menurunnya kesehatan sang anak. 

"Terjadi kesalahan susu nih, biasanya setiap pagi itu selalu diantar susu, satu hari, delapan botol susu yang sudah ada susu bubuknya. Saya lihat, kok susunya beda ini, karena kan sebelumnya susunya Neocate, jadi saya hapal susu Neocate," ujar Chintia dikonfirmasi awak media di Palmerah Jakarta Barat, Rabu 16 Agustus 2023.

Tentara Israel Bergerak Maju ke RS Indonesia

"Di situ dia (perawat) bilang, 'Enggak, ini susunya Pepti Junior'. Saya enggak tahu itu petugas namanya siapa, dia bilang tetap ini (susu yang diberikan) adalah susu Pepti Junior," tambahnya.

Perdebatan antara Chintia dan perawat pun terjadi. Di momen itu, perawat itu tetap bersikukuh bahwa susu yang diberikan adalah Pepti Junior.

Chintia akhirnya mencoba untuk memercayai apa yang dikatakan oleh perawat tersebut.

Selanjutnya pada keesokan harinya, seorang petugas rumah sakit lain yang mengatakan bahwa susu yang diberikan tersebut ternyata Neocate.

"Dia (petugas rumah sakit) bilang kejadian kemarin salah susu, minta maaf karena susu Pepti Juniornya sudah menipis dan kami disuruh beli online. “ ujarnya.

Selanjutnya setelah berselang waktu beberapa hari setelah pemberian susu tersebut, kulit tubuh LAH berubah warna menjadi kekuningan.

"Itu benar-benar kuning, sudah sampai ke mata, lidah, semuanya itu benar-benar kuning pekat," ujarnya.

Chintia mengatakan bahkan anaknya mengeluarkan feses bercampur darah dan sempat beberapa kali mengalami kejang.

Selanjutnya LAH harus dirawat intensif karena ia kini menderita gizi buruk akibat dugaan kelalaian pemberian susu tersebut.

Chintia, mengatakan sebelumnya anaknya sempat mengalami kenaikan berat badan saat masih dirawat di RS Pelni.

Namun, berat badan LAH kembali turun ketika dirujuk ke RS nasional.

"Terakhir itu 1,4 kilogram, tapi saya juga curiga, mereka bilang dalam waktu satu hari 1,7 kilogram, tapi sekarang turun lagi. Kemarin 1,780 gram, saya juga bingung 1,4 ke 1,7 tapi bentukannya masih sama," ujarnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya