Lurah Jelambar Sebut Sebagian Besar Warga di Permukiman Kolong Tol Angke Punya KTP DKI
- Viva.co.id/ Andrew Tito
Jakarta – Lurah Jelambar Baru Danur Sasono mengatakan, hasil pendataan oleh pihaknya terhadap ratusan warga yang bermukim di kolong Tol Angke, Jelambar Jakarta Barat, sebagian besar memiliki KTP dengan domisili DKI Jakarta.
Danur mengatakan, pendataan tersebut dilakukan oleh pihaknya pada Senin, 19 Juni 2023 dan Selasa 20 Juni 2023.
"Rekap KK terdata total 83, (warga) DKI sebanyak 52 KK, non-DKI 31 KK," ujar Danur dalam keterangannya dikonfirmasi awak media, Rabu, 21 Juni 2023.
Danur mengatakan, beberapa warga yang tinggal di permukiman kolong tol tersebut merupakan warga asli Jelambar Baru, Angke, Jembatan Besi, Kalideres, dan Tambora.
Kemudian sisanya adalah warga pendatang dari luar wilayah DKI yang berasal dati Jawa Barat dan Banten. "Ada (warga dari) Ciamis, Tegal, Tangerang, Banten, dan Sukabumi," ujarnya.
Danur menjelaskan, pihaknya masih belum dapat memerinci soal relokasi warga dari tempat yang tidak layak huni tersebut, pasalnya lahan yang ditempati para pemukim kolong tol tersebut merupakan milik PT Jasa Marga.
Danur mengatakan dalam hal ini Pemerintah Kota Jakarta Barat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan PT Jasa Marga akan melakukan pembahasan untuk langkah selanjutnya mengenai permukiman kolong tol Angke tersebut.
"Kami menunggu Jasa Marga, hasil rapat internalnya apa saja. Tapi itu sebenarnya, temen-temen media bisa tanya langsung Jasa Marga," ujar Danur.
Danur menjelaskan pihaknya mendapat perintah dari Wali Kota Jakarta Barat untuk rencana relokasi warga di bawah kolong jalan tol tersebut.
"Kalau kayak gitu (relokasi) belum ada arahan kan nunggu pimpinan dari Pak Wali Kota, belum ada rapat lanjutan soal itu," ujarnya.
Hasan (56), salah seorang warga permukiman Kolong Tol Angke tersebut, mengatakan dia memilih hidup di kolong jalan tol lantaran tak perlu membayar uang sewa untuk mempunyai tempat tinggal.
"Enggak ada uang sewa, sekadarnya aja yang penting ada uang kebersihan, tentram lah," ujar Hasan dalam keterangannya, Rabu 21 Juni 2023.
Hasan mengaku dirinya mencari penghasilan dengan mengumpulkan barang bekas dan jual beli kardus bekas, dengan penghasilan yang tidak menentu.
Hasan mengaku tinggal di pemukiman kolong tol tersebut sejak tiga tahun lalu dengan membangun sendiri tempat tinggalnya dengan triplek dan kayu bekas. "Karena saya udah enggak kuat biaya, kan mengontrak mahal," ujarnya..
Hasan mengatakan sebelumnya warga telah ditawarkan untuk menempati rumah susun sederhana sewa (rusunawa) di Marunda, Jakarta Utara dan kawasan Kapuk, Jakarta Barat.
Beberapa warga mencoba pindah ke rusunawa yang ditawarkan, namun setelah tiga bulan dengan dibebankan biaya untuk menempati rusunawa, warga yang sempat pindah tersebut kembali ke kolong tol Angke.
“Udah gitu berjalan awal doang, sebulan-tiga bulan bayar listrik. Sekarang tinggal di situ akhirnya mereka ini pada pulang enggak kuat (membayar)," ujarnya.