Dishub DKI Beberkan Capaian Penurunan Kemacetan di Ibu Kota
- VIVAnews/ Fajar Ginanjar Mukti
Jakarta – Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta, Syafrin Liputo membeberkan capaian pihaknya dalam mengatasi masalah kemacetan di Ibu Kota. Dia mengklaim tingkat kemacetan di Jakarta sudah menurun dari tahun lalu yang menyentuh 54%, kini menjadi 48%.
"Tahun lalu 54% untuk lalu lintas. Nah, hitungan kami kemarin sekitar 48%," kata Syafrin kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 21 Juni 2023.
Dalam hal menekan kemacetan di Jakarta, Syafrin mengaku sudah melaporkan seluruhnya kepada Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono. Adapun upaya mengatasi kemacetan, kata Syafrin, yang pertama yaitu dengan melakukan berbagai upaya seperti memasifkan layanan transportasi umum massal.
"Yang kedua jangka pendek untuk mengatasinya, tentu kita melakukan manajemen rekayasa lalin," ucapnya.
Kemudian, lanjut dia, ada 32 penutupan putaran serta ada 7 ruas jalan yang sudah dilakukan sistem satu arah. Lalu, Dishub DKI juga telah mengoptimalkan lampu lalu lintas di 20 persimpangan jalan.
"Juga dilakukan sistem optimalisasi lampu lalu lintas 20 simpang yang sudah kita optimalisasi, ditambah lagi dengan perbaikan geometrik simpang dan juga saat ini kita operasionalkan Intelligent Transportation System. Jadi, sekarang sudah ada 20 simpang yang menerapkan Al untuk pengaturan lalu lintas," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kemacetan di Jakarta yang semakin parah saat memberi sambutan pada acara peresmian Depo Kereta Api Maros, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada hari Rabu 29 Maret 2023.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebutkan, saat ini kemacetan di DKI Jakarta itu terjadi hampir di setiap saat. Semua itu disebabkan keterlambatan membangun transportasi massal sehingga masyarakat banyak menggunakan kendaraan pribadi.
"Di Jakarta terlambat 30 tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT, tapi baru satu jalur, ada LRT tapi juga belum jalan, sehingga bapak-ibu kalau di Jakarta pagi macet, siang macet, sore macet, malam macet, sekarang ini, karena keterlambatan dalam membangun itu," kata Jokowi, Rabu 29 Maret 2023.
Jokowi mengatakan, keterlambatan Indonesia dalam membangun transportasi massal menyebabkan kemacetan terjadi hampir di setiap kota di Indonesia. Padahal, menurut Jokowi, transportasi massal merupakan sesuatu yang sangat mendasar untuk sebuah daerah.
Karena transportasi massal dapat menjadi alat penghubung daerah satu dengan daerah lainnya. Transportasi massal juga dapat menjadi pilihan masyarakat karena harganya murah.
"Hampir di semua pulau besar, kemudian di kota-kota utamanya Ibu Kota, kita ini terlambat dalam membangun transportasi publik, transportasi massal utamanya, terlambat. Padahal itu hal yang sangat basic untuk menghubungkan antar provinsi, antar kota, dan kabupaten, tentu saja yang kita pilih adalah yang paling murah," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, karena tak ada transportasi massal yang memadai itu, masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian maupun untuk mengangkut barang. Sehingga terjadi kemacetan seperti sekarang ini.
"Semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi, akhirnya macet di semua kota sekarang ini, tidak hanya di Jakarta. Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang, Makassar, sudah macet semuanya, karena kita terlambat membangun transportasi publik," kata Jokowi.