Pengaturan Lalu Lintas di Jakarta Pakai Teknologi AI, Ini Kata Pakar Transportasi

Ilustrasi kemacetan di salah satu simpang jalan di Jakarta.
Sumber :
  • Dok. ITS Indonesia

Jakarta – Sejumlah cara dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menekan kemacetan lalu lintas. Di antaranya, penerapan peraturan ganjil genap, rencana penutupan 27 titik putaran balik.

Indonesia-Turki Kerja Sama untuk 'Tangkis' Serangan Hacker

Upaya teranyar yaitu pemasangan sistem Area Traffic Control System (ATCS) atau sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), melalui optimasi dan koordinasi pengaturan lampu lalu lintas di setiap persimpangan.

Pengamat transportasi dari Intelligent Transport System (ITS) Indonesia Dr Budi Yulianto menyebutkan, dalam pengaturan lalu lintas di Jakarta seharusnya sudah berorientasi dengan demand responsive.

Dharma Pongrekun Bakal Cabut Lampu Merah di Jakarta untuk Atasi Macet

“Maksudnya sistem traffic signal harus responsif terhadap kondisi lalu lintas yang ada dan terintegrasi ke semua simpang di sekitar. Teknologi AI yang diklaim ini pun perlu dijelaskan, teknologi AI apa yang dipakai dan menggunakan logika apa sehingga para akademisi dan pelaku transportasi memahami,” katanya, Kamis, 8 Juni 2023.

Saat ini, dari 321 simpang yang ada di DKI Jakarta, sebanyak 162 simpang telah menggunakan sistem ATCS generasi sebelumnya. Sementara ada 20 simpang yang telah menggunakan teknologi AI Traffic Light. 

Pemprov DKI Jakarta Bebaskan Pajak Kendaraan Listrik, Begini Aturannya

Ilustrasi

Photo :
  • 1487068

Beberapa simpang tersebut merupakan titik-titik krusial yang sering terjadi kemacetan panjang, akibat padatnya kendaraan di antrean lampu lalu lintas.

Di antaranya di Gunung Sahari - Martadinata, simpang Gunung Sahari - Underpass Angkasa, simpang Hayam Wuruk/ Gajah Mada - Sawah Besar dan simpang Harmoni.

Penerapan teknologi AI Traffic Light pada sistem ATCS ini kabarnya telah diterapkan sejak Februari tahun ini. Namun, Budi mengatakan, sampai Mei masih belum terlihat apakah mampu mengurai atau bahkan menurunkan kemacetan di DKI Jakarta.

Seharusnya, menurut Budi, masyarakat mendapat informasi yang jelas terkait implementasi dan hasil dari penerapan sistem ini. Selain itu, agar dapat dikaji dan diuji oleh para pakar sehingga dapat menjadi evaluasi bersama, apakah dapat bermanfaat bagi masyarakat dan layak dilanjutkan untuk seluruh simpang di DKI Jakarta. 

Traffic signal control penting untuk mengurai kemacetan yang diakibatkan oleh antrean kendaraan di persimpangan lampu lalu lintas, apalagi jika sudah menggunakan teknologi baru yang lebih canggih, maka perlu dilakukan proof of concept atau kajian." ujar Budi yang juga pakar transportasi dari Universitas Negeri Sebelas Maret itu.

Dia menambahkan, "Memang harus ada bukti, karena pendanaannya dari pemerintah sehingga harusnya dapat memberikan manfaat yang baik."

Saat ini di Indonesia, ada beberapa konsep sistem terkait lampu lalu lintas. Pertama dan sudah banyak digunakan yaitu fixed time traffic signal, lampu lalu lintas yang pengoperasiannya menggunakan waktu yang tepat dan tidak mengalami perubahan di setiap ruas jalan. 

Kedua, vehicle activated control, yaitu pengaturan lampu lalu lintas berdasarkan kondisi lalu lintas di lapangan. Di beberapa daerah di Indonesia, ada beberapa Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang telah menerapkan sistem vehicle activated control


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya