Soroti Pejabat Dinkes DKI yang Pamer Gaji, Gembong PDIP: Sanksi Diperlukan, Tak Harus Dicopot

Ketua Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono
Sumber :
  • VIVA/Rizki Riyan

VIVA Metro – Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono menyoroti soal pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI yang pamer gaji bulanan di media sosial beberapa waktu lalu. Menurut dia, yang bersangkutan perlu diberi sanksi, namun tak harus sampai dicopot dari jabatannya. 

Terpopuler: 9 Hal yang Harus Dihindari di Media Sosial Hingga 7 Manfaat Kopi Hitam Tanpa Gula

"Sanksi diperlukan, namun tidak sampai tingkat pencopotan," ujar Gembong Warsono kepada VIVA, Rabu, 24 Mei 2023. 

Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta itu juga mengatakan perlu adanya pemberian sanksi kepada pejabat Dinkes DKI yang melanggar itu untuk mendisiplinkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berada di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

KPI Akui Tak Punya Kewenangan Tindak Konten Judi Online di Media Sosial

Gembong juga menyebutkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh pejabat Dinkes yang pamer gaji bulanan di media sosial itu sangat tidak baik. Di mana, kondisi ekonomi masyarakat Indonesia masih merangkak tumbuh pascapandemi virus Covid-19.

"Agar menumbuhkan kedisiplinan ASN DKI Jakarta. Memamerkan gaji rasanya sangat tidak elok, di saat kondisi ekonomi rakyat kecil belum tumbuh maksimal akibat pandemi Covid-19," katanya. 

Jangan Asal Posting! 9 Hal yang Harus Dihindari di Media Sosial

Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono.

Photo :
  • VIVA/ Ridho Permana.

Pejabat Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI yang pamer gaji bulanan sebesar Rp 34 juta di media sosial, yaitu Ngabila Salama terancam dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Inspektur DKI Jakarta, Syaefuloh Hidayat mengatakan Ngabila Salama telah diperiksa oleh Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Ani Ruspitawati soal pamer gaji bulanan itu. Ngabila juga telah diperiksa oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

Kendati begitu, Syaefuloh belum mengetahui soal penonaktifan Ngabila dari jabatannya. Pasalnya, Ngabila baru akan diperiksa Inspektorat, Rabu, 24 Mei 2023.

"Oh itu (penonaktifan Ngabila) situasional, yang bersangkutan sudah dipanggil oleh tim Dinkes dan diminta klarifikasinya, yang bersangkutan sudah sampaikan penyesalan dan permohonan maafnya yang dilakukan selama ini," ujar Syaefuloh kepada wartawan, dikutip Rabu, 24 Mei 2023.

Syaefuloh mengatakan, pihaknya bakal menunggu hasil pemeriksaan Ngabila dari Dinas Kesehatan dan BKD. Hal tersebut berguna untuk pendalaman lebih lanjut terkait pamer harta di media sosial itu.

"Kami sedang dalami kira-kira, apa namanya atas kesalahan yang bersangkutan kami berikan sanksi tentu, tapi sesuai ketentuan," katanya.

Syaefuloh menambahkan, pihaknya juga bakal berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) soal ketidaksesuaian LHKPN yang disampaikan Ngabila dengan harta aslinya. Kepada KPK, Ngabila menyampaikan LHKPN 2022 sebesar Rp 73 juta, sementara gajinya di pemerintahan Rp 34 juta per bulan.

"Kami akan mendorong untuk segera melakukan perbaikan dan kami koordinasikan dengan KPK, karena ini sebenarnya kan seluruh pejabat memiliki kewajiban untuk menyampaikan LHKPN ke KPK dengan mencantumkan seluruh aset yang dimilikinya, termasuk juga asal-usul perolehannya sebagai akuntabilitas dari pejabat publik," ujarnya.

Sebelumnya, dokter Ngabila Salama tengah jadi sorotan di media sosial. Ngabila disorot lantaran pamer gaji bulanan Rp 34 juta melalui cuitannya di twitter.

Selain itu dia juga mengaku berteman dekat dengan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Sontak sikapnya pun mendapat berbagai respons negatif dari banyak kalangan. Salah satunya dari sejumlah orang yang seprofesi dengannya.

“Saya teman Menkes tiap saat bisa saya kritik kapan saja. Saya bukan bawahannya. ASN mah kalau mau jilat itu jilat atasannya langsung promosiin. Saya eselon 4 di DKI, THP sudah Rp 34 juta sebulan ngapain capek-capek jadi eselon 2 Kementerian (Kesehatan). Kalau gak kenal saya, jangan nakal,” tulis Ngabila melalui akun @Ngabila dikutip Jumat, 19 Mei 2023

Adapun cuitan tersebut kini telah dihapus oleh Ngabila, kendati demikian jejak digital pernyataannya itu masih dapat ditemui dan telah dibagikan oleh banyak akun. Sejumlah orang beranggapan bahwa sikap Ngabila dianggap sombong.

Kemudian, wanita itu juga disebut tidak peka dengan rekan seprofesi lain yang tidak memiliki penghasilan sebesar dirinya alias memiliki gaji lebih kecil, terlebih bagi dokter yang saat ini bertugas di daerah-daerah terpencil.

Lebih lanjut, karena ramainya komentar miring tentang pernyataan tersebut, Ngabila lantas meminta maaf kepada seluruh pihak termasuk kepada Dinkes DKI Jakarta lantaran telah menimbulkan kegaduhan di media sosial.

"Saya juga meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang dirugikan juga instansi saya atas perbuatan yang tidak bijak tersebut. Semoga Allah selalu memberi kemudahan, rizki, kesuksesan untuk semua saudara saya yang membaca. Nikmat sehat yang tak terhingga dan kebahagiaan brsm keluarga. Aamiin YRA," tulisnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya