Usai Lebaran Heru Budi Bakal Bahas Aturan Jam Kerja Guna Tekan Kemacetan Jakarta
- VIVA.co.id/ Riyan Rizki Roshali
VIVA Metro – Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengaku telah memiliki konsep untuk mengatasi kemacetan parah yang terjadi di Ibu Kota. Salah satu konsepnya yaitu pembagian jam kerja bagi para pegawai.
"Kita sudah punya konsep, antara lain membagi jam kerja," ujar Heru Budi kepada wartawan, Selasa 11 April 2023.
Konsep pembagian jam kerja itu, kata Heru, bakal dibahas lebih lanjut bersama Dinas Perhubungan, Kepolisian dan pihak terkait lainnya usai Hari Raya Idul Fitri 2023.
"Abis lebaran saya akan kumpulkan pengamat transportasi, Dinas Perhubungan dan Polda untuk membahas konsep ini," kata Heru.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo mengungkapkan bahwa saat ini DKI Jakarta menduduki posisi ke-29 kota termacet di dunia berdasarkan riset TomTom International.
Syafrin mengatakan indeks kemacetan di ibu kota naik dari peringkat ke-46 menjadi posisi ke-29.
"Peringkat terakhir yang dirilis TomTom Traffic Index, Jakarta saat ini menempati peringkat ke-29 kota termacet di dunia setelah tahun sebelumnya di 2021 kita menempati peringkat 46," kata Syafrin kepada wartawan, Rabu 5 April 2023.
Sebagai informasi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung kemacetan di Jakarta yang semakin parah saat memberi sambutan pada acara peresmian Depo Kereta Api Maros, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan pada hari Rabu 29 Maret 2023.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyebut, bahwa saat ini Kemacetan di DKI Jakarta itu terjadi hampir di setiap saat. Semua itu disebabkan karena keterlambatan membangun transportasi massal sehingga masyarakat banyak menggunakan kendaraan pribadi.
"Di Jakarta terlambat 30 tahun kira-kira, meskipun sekarang sudah ada MRT, tapi baru satu jalur, ada LRT tapi juga belum jalan, sehingga bapak-ibu kalau di Jakarta pagi macet, siang macet, sore macet, malam macet, sekarang ini, karena keterlambatan dalam membangun itu," kata Jokowi, Rabu 29 Maret 2023.
Jokowi mengatakan, keterlambatan Indonesia dalam membangun transportasi massal menyebabkan kemacetan terjadi hampir di setiap kota di Indonesia. Padahal, menurut Jokowi, transportasi massal merupakan sesuatu yang sangat mendasar untuk sebuah daerah.
Karena transportasi massal dapat menjadi alat penghubung daerah satu dengan daerah lainnya. Transportasi massal juga dapat menjadi pilihan masyarakat karena harganya murah.
"Hampir di semua pulau besar, kemudian di kota-kota utamanya Ibu Kota, kita ini terlambat dalam membangun transportasi publik, transportasi massal utamanya, terlambat. Padahal itu hal yang sangat basic untuk menghubungkan Antar Provinsi, antar kota, dan kabupaten, tentu saja yang kita pilih adalah yang paling murah," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, karena tak ada transportasi massal yang memadai itu, masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk berpergian maupun untuk mengangkut barang. Sehingga terjadi kemacetan seperti sekarang ini.
"Semua berbondong-bondong menggunakan kendaraan pribadi, akhirnya macet di semua kota sekarang ini, tidak hanya di Jakarta. Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Semarang, Makassar, sudah macet semuanya, karena kita terlambat membangun transportasi publik," kata Jokowi.