4 Fakta Anak Petinggi Polri Tabrak Pemotor hingga Tewas
- VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA Metro – Kecelakaan maut yang melibatkan seorang anak petinggi Polri kembali terjadi di Jalan Margasatwa, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Minggu, 12 Maret 2023 lalu. Mobil Mercedes-Benz tersebut dikendarai oleh anak petinggi Polri berinisial MM (18).Â
Mobil tersebut kemudian menabrak pemotor berinisial SB (19) hingga meregang nyawa. Dalam pengembangan kasus tersebut, polisi dikatakan tidak transparan hingga menyalahkan korban. Nah, berikut adalah beberapa fakta yang telah dirangkum.Â
1. Pengemudi Mercy Tidak Bersalah
Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Bayu Marfiando mengatakan bahwa anak petinggi polri yang mengemudikan mobil mewah tersebut tidak bersalah. Sebab, korban dikatakan sudah menerobos lampu merah sampai kecelakaan maut itu terjadi.Â
"Kalau mau bicara siapa yang menyebabkan kecelakaan, tentu yang menerobos lampu merah (pemotor). Seandainya kami harus mencari siapa yang salah, yang salah itu pihak pengemudi motor," kata Bayu saat dikonfirmasi awak media.Â
2. MM Tidak Melanggar Lalu Lintas
Bayu mengatakan bahwa setelah memeriksa sejumlah saksi mata yang ada di sekitar tempat lokasi kejadian (TKP), mobil yang dikemudikan MM tidak terbukti melanggar lalu lintas. MM Berkendara sesuai jalur dan melewati perempatan tersebut ketika lampu merah. Sedangkan SB yang berboncengan dengan MS kedapatan menerobos lampu merah.Â
3. Polisi Tidak Ungkap Identitas MM
Sementara itu, Bayu menolak untuk membongkar identitas MM. Ia juga tidak mengonfirmasi bahwa MM adalah anak petinggi polri. Bayu hanya mengatakan bahwa MM adalah anak polisi. Ia menilai bahwa kepolisian berhak untuk tidak menyebarluaskan identitas MM.Â
“Kalau identitas pelaku ini kami tutupi, pelaku ini pelaku siapa? kami enggak pernah ngomong apa-apa perasaan (soal siapa pelaku dan korban) dan tidak ada kewajiban untuk ngomong hal ini ke media juga," ungkap dia.
4. Kasus Janggal
Sementara itu, kuasa hukum korban MS, Andi Muttaqien, mengatakan bahwa penyelidikan kasus yang dilakukan polisi tidak transparan. Ia juga mengungkap beberapa kejanggalan dalam kasus tersebut. Polisi, menurut dia, memutarbalikkan fakta peristiwa kecelakaan.Â
"Penyelidikan yang dilakukan Satlantas Polres Metro Jakarta Selatan terhadap kasus kecelakaan yang melibatkan klien kami sangat tidak transparan dan akuntabel, sehingga terkesan ada hal yang ditutup-tutupi," ujar Andi.Â
Sementara itu, menurut keterangan dari kakak korban yang berinisial N, aparat kepolisian tidak memperlihatkan rekaman CCTV yang ada di lokasi kejadian secara lebih lengkap. Ia mengaku hanya diperlihatkan satu CCTV yang tidak terlihat jelas.Â
"Kami enggak dikasih unjuk CCTV dari semua arah. Kami hanya diperlihatkan satu CCTV, itu pun enggak terlihat terjadinya benturan secara jelas. Di sana hanya terlihat bahwa telah terjadi peristiwa kecelakaan," ujar N.