BUMD DKI Ini Paling Sehat, Jakpro-Transjakarta Masih 'Sakit'
- Istimewa
VIVA Metro – Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail mengatakan perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta yang paling sehat keuangannya adalah Bank DKI dan Paljaya.
Menurut Ismail, kedua perusahaan BUMD itu tetap stabil saat pandemi covid-19 merebak di Indonesia. Meski, masih terkena dampak dari pandemi, namun tidak terlalu signifikan.
"Bank DKI. Paljaya itu ternyata diam-diam (tetap sehat dan stabil), karena dia pas Covid sendiri tetap aja gak terkena imbas yang signifikan, jadi termasuk stabil," kata Ismail kepada wartawan, Selasa 7 Februari 2023.
Namun, Ismail menambahkan bakal melihat kembali catatan untuk merincikan keuntungan yang didapat Paljaya terhadap keuangan Pemprov DKI. Ismail menegaskan bahwa masih ada juga beberapa BUMD yang kesehatan keuangannya sudah cukup stabil.
"Terus apalagi saya lupa banget, PAM baru mau pulih, tapi PAM Perumda," ucapnya.
Hal tersebut juga diungkap oleh Plt Badan Pembinaan (BP) BUMD DKI, Fitria Rahadiani. "Yang secara keuangan paling sehat saya boleh sebut Bank DKI," katanya.Â
Namun, Fitria mengaku masih harus melihat kembali catatan terkait dividen atau keuntungan yang diberikan Bank DKI kepada Pemprov DKI Jakarta tiap tahunnya.
Sementara itu, Ismail mengatakan PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Transjakarta masih banyak kendala dan belum optimal dalam pelayanannya. Termasuk dalam memberikan dividen ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Kalau yang Perseroda itu kayak Jakpro dan Transjakarta, tapi kita masih menyoroti layanan mereka yang optimal dulu ya. Sementara pendapatan non fareboxnya kita baru sarankan untuk dioptimalkan tapi belum kita evaluasi. Potensi pendapatannya karena secara pelayanan aja masih banyak PR mereka itu," kata Ismail.
Ismail menuturkan Transjakarta belum mencapat target untuk kategori profit. Pemprov DKI akan mendorong Transjakarta untuk meningkatkan kualitas dan pelayananan ke masyarakat agar profit dapat meningkat.
"Transjakarta iya (belum sehat), secara profit belum dan kita memang belum menyoroti. Kita baru menyarankan termasuk terakhir di Rapimgab kita itu waktu dengan dirut baru kita dorong mereka untuk meningkatkan," kata Ismail.