Tangani Stunting, Pemprov DKI dan Kemenkes Pantau Asupan Gizi Ibu Hamil dan Bayi
- VIVA/Ahmad Farhan Faris
VIVA Metro – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen dalam penanganan kasus stunting. Kolaborasi antara Pemprov DKI dengan Kemenkes menyasar pada ibu hamil dan bayi berusia 6-12 bulan.
Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin usai rapat pimpinan (Rapim) bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 1 Februari 2023.
Budi mengatakan, pihaknya bakal berkolaborasi dengan Pemprov DKI Jakarta terkait penanganan stunting di Ibu Kota. Dia memaparkan, beberapa program yang akan dikerjakan bersama mantan Wali Kota Jakarta Utara itu.Â
Pertama, kata dia, pihaknya akan melakukan sinkronisasi data dengan Pemprov DKI dan lembaga terkait lainnya. "Jadi datanya by name by address itu mesti sama antara data Kemenkes, data Gubernur dengan data BKKBN. Kita sudah setuju akan disamakan dalam waktu seminggu," ujar Budi kepada wartawan.
Budi mengatakan, program kedua yang akan dilakukan adalah penerapan pada ibu hamil dan bayi berusia 6-24 bulan. Sebab, menurutnya, seorang anak rentan terkena stunting sejak dalam kandungan jika ibu hamil itu kurang mengonsumsi makanan bergizi.
"Kita fokus ke dua grup, pertama ibu hamil karena risiko paling tinggi sebelum melahirkan dan grup bayi 6-24 bulan. Karena di situ dia butuh makanan tambahan di luar ASI itu kebutuhannya spesifik harus ada protein hewani bisa telur, ikan, susu, daging ayam atau daging sapi," kata Budi.
Sementara itu, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi mengatakan, pihaknya akan mulai mengeksekusi arahan dari Menteri Budi Gunadi. Mantan Wali Kota Jakarta Utara itu, berharap agar penuntasan penanganan stunting di Ibu Kota segera selesai.
"Mulai hari ini teman-teman mulai dari Kepala Dinas, bisa menjalankan perintah pak menteri. Karena dengan program yang sudah ada, kami tinggal menajamkan dan mempercepat," kata Heru.Â
Sebagai informasi, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, lanjut Heru, terdapat 777 kasus rawan stunting di Cilincing dengan persentase kesembuhan sebesar 17 persen.
"Terkait dengan hasil rapat kemarin saya dengan BKKBN dan BPS di mana saya ingin melihat langsung kondisi stunting dan penanganannya. Jadi di Cilincing itu di kelurahan dan kader yang membantu itu aktif. Maka ditemukan sementara waktu 777 yang rawan ya, rawan stunting," kata Heru.
Kendati demikian, terdapat 134 anak yang dinyatakan lulus dari rawan kasus stunting di Kecamatan Cilincing. Hal itu, menurut Heru, berkat bantuan dari sejumlah pihak, termasuk dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Dengan adanya Pak Lurah, Pak Camat, Pak Wali Kota, jajaran Bu Kepala Dinas yang turun langsung maka tingkat keberhasilannya itu di Cilincing sudah lulus dari kasus rawan stunting kira-kira 134 anak," ujarnya.