BPS DKI Catat Jumlah Penduduk Miskin Ekstrem Terbanyak di Jakarta Ada di Jakut
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA Metro – Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin ekstrem paling banyak berdasarkan kabupaten atau kota di DKI Jakarta berada di Jakarta Utara.
Dalam data yang dilihat VIVA berdasarkan grafik jumlah dan persentase kemiskinan ekstrem Provinsi DKI Jakarta tahun 2021 dan 2022, penduduk dengan kemiskinan ekstrem di Jakarta Utara sekitar 35.777 jiwa atau sebesar 1,94 persen pada tahun 2022.
Kepala Bagian Umum BPS DKI Jakarta Suryana mengatakan, dalam waktu dekat, pihaknya akan menetapkan sampel-sampel untuk memastikan data-data yang ada di carik dan sudah terkoneksi di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) itu sasarannya tepat.
Hal tersebut diungkapkan Suryana berdasarkan arahan dari Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta yaitu Heru Budi Hartono, saat rapat terbatas (ratas) di Balai Kota DKI Jakarta, Senin, 30 Januari 2023.
"Nah, tadi arahan dari Pj Gubernur bahwa akan menelusuri siapa dan dimananya, serta akan melakukan verif data. Dilakukan semacam intervensi terbaik apa yang harus dilakukan agar kemiskinan ekstrem di DKI Jakarta bisa tertuntaskan," kata Suryana kepada wartawan.
"Kalau udah sampel itu tepat, nanti akan di profiling kkarena akan ada kaitannya penanganan kemiskinan ekstrem dengan stunting, khususnya dikaitkan dengan bantuan-bantuan di DKI sebetulnya udah banyak," katanya menambahkan.
Suryana menjelaskan, sejumlah karakteristik penduduk Jakarta mengalami kondisi kemiskinan ekstrem di antaranya mayoritas kepala rumah tangga lulusan SMA dengan rata-rata usia 45,5 tahun.
"Kemudian ada juga yang lansia atau balita. Kondisi perumahan ada yang belum layak, luas lahan per kapita di bawah 8 meter persegi," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono mengungkapkan, target penurunan kemiskinan yang diberikan Pemerintah pada 2024, sebesar 7 persen untuk kemiskinan dan 0 persen kemiskinan ekstrem akan sulit tercapai.
Margo mengatakan, berdasarkan tren data, kemiskinan pada 2022 tercatat sebesar 9,5 persen dan kemiskinan ekstrem sebesar 2,04 persen.
"Kalau lihat dari tren data, sepertinya agak sulit untuk mencapai di angka 7 persen, maupun di angka kemiskinan ekstrem dari 2,04 di tahun 2022 ke 2024 menjadi 0 persen. Kalau lihat tren datanya sulit rasanya," kata Margo dalam Launching Reformasi Birokrasi BPS Tahun 2023 dan Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020, Senin, 30 Januari 2023.
Meski demikian, Margo menekankan, perlu adanya perbaikan sistematik tata kelola penanggulangan kemiskinan karena dengan adanya perbaikan tata kelola dimungkinkan target itu akan tercapai.
"Jadi untuk mencapai target tadi, agak sulit mencapai target Pemerintah tapi kita perlu berupaya percepatan melakukan tata kelola baru agar target 2024 bisa dicapai," katanya.