Arkeolog: Rel Trem Peninggalan Belanda di Proyek MRT Jakarta Pertama di Asia
- VIVA: Surya Aditiya
VIVA Metro – Rel trem bekas peninggalan kolonial Belanda ditemukan di tengah proyek pembangunan mass rapid transit (MRT) Jakarta fase 2 CP-202 kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Arkeolog dari Universitas Indonesia, Charunia Arni Listya menyebut rel trem tersebut adalah yang pertama dibuat di Asia.
“Rel trem ini adalah yang pertama di Asia dan tertua Indonesia,” ujar Charunia Arni Listya saat diwawancarai di lokasi penemuan rel trem di Kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Rabu 16 November 2022.
Trem adalah alat transportasi yang memiliki rel khusus di dalam kota. Trem sempat beroperasi di Jakarta saat bernama Batavia. Diawali dari trem yang ditarik kuda, trem uap pada 1883, hingga trem listrik.
Arni mengatakan, ide pengadaan trem pertama kali tercetus pada tahun 1860, tepatnya ketika pemerintah Belanda didesak untuk membuat transportasi massal untuk membawa bahan makanan dan manusia dalam jumlah banyak.
“Ijin pembangunannya baru dikeluarkan tahun 1866 sampai tiga tahun berselang tepatnya 1869, trem mulai dioperasikan,” ungkapnya
Trem tenaga kuda
Di zaman kolonial, trem pertama kali masih menggunakan tenaga kuda, tiga kuda menarik tiga gerbong trem. Tidak lama berselang, trem bertenaga kuda dikecam oleh masyarakat. Sebab, kata Arni, beban yang ditarik kuda terlalu berat sehingga menyebabkan banyak kuda mati.
“Selain itu, harga operasionalnya juga sangat mahal, sebab harga kudan dan harga makanannya sangat tinggi kala itu. Kemudian, orang eropa yang merasa sangat superior merasa rishi karena gerbong mereka tidak dipisah dengan orang asia dan orang pribumi” ungkap Arni.
Trem tenaga uap
Akibat banyaknya penolakan terhadap trem tenaga kuda, maka pemerintah Batavia memutuskan untuk merubahnya dengan tenaga uap tahun 1898. Namun, hal itu tidak berselang lama sebab trem tenaga uap sering terjadi kendala teknis, mulai dari kerap meledak saat pengisian uap dan sering mogok saat musim dingin tiba.
“Hingga pemerintah saat itu sepakat untuk menggantinya menjadi trem listrik, nah, rel trem listrik itu yang sekarang kita temukan di Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar, itu sisanya rel trem listrik, sedangkan untuk rel trem kuda dan rel trem uap sudah tidak ada bekasnya,” jelas wanita yang akrab disapa Lisa itu.
Untuk informasi, rel trem ini ditemukan pada kedalaman 27 centimeter, dengan panjang kurang lebih 1 kilometer. Rencananya rel trem ini akan direlokasi dan disimpan sementara ke Pool Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD), Jelambar, Jakarta Barat.
Komponen rel trem yang ditemukan di Kawasan Harmoni tersebut terdiri dari batang rel, bantalan rel kayu jati, batu kerikil, dan batang besi arde. Selain itu, pihak MRT Jakarta juga menemukan wesel rel, atau rel pemindahan jalur yang bercabang.
Arde sendiri memiliki fungsi untuk meneruskan arus korsleting listrik ke bawah tanah agar tidak terjadi korsleting dan kebakaran dengan jarak setiap empat bantalan rel atau setiap 1,5 meter akan dipasang arde.
Selain itu, terdapat baut berbentuk menyerupai topi yang berfungsi untuk menjepit bagian bawah agar bantalan tidak bergerak, karena masing-masing batang rel disambung menggunakan plat baja dan bukan dilas.
Seluruh komponen bantalan rel yang ditemukan terlihat masih kokoh dan tidak mengalami pelapukan meski terbenam di dalam tanah. Hal ini diduga karena kayu jati memiliki kekuatan yang berbeda dari jenis kayu lain.