Bersihkan Sungai Cisadane, Jaring Raksasa Berdaya Angkut 6 Ton Sampah Ditebar

Sampah dijaring di Sungai Cisadane, Tangerang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA Metro – Produksi sampah plastik di Kabupaten Tangerang masih cukup tinggi, terutama limbah plastik yang dibuang ke perairan wilayah Tangerang, seperti Sungai Cisadane dan Kali Prancis Dadap.

Sidak TPA Muara Fajar, Menteri LH Tegaskan Pemda Harus Gercep Tangani Masalah Sampah

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan mencatat, pihaknya mampu mengangkut sampah dari kawasan Sungai Cisadane dan Kali Dadap  mencapai 10 ton per hari. Belum lagi ketika kondisi banjir atau hujan.

Melihat kondisi ini, Tunas Indonesia Raya (Tidar) yang bekerjasama dengan Ocean's Integrity (Rio) melakukan aksi pembersihan Sungai Cisadane.

Membangun Kota Hijau, Peran ESG dalam Perencanaan Properti

Aksi membersihkan sampah dari Sungai Cisadane, Tangerang, Banten

Photo :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

Menggunakan teknologi baru yakni, jaring raksasa yang berukuran 120 x 20 x 280 m yang dihubungkan dari satu sisi sungai ke sebuah perahu di sisi seberangnya, mampu meraup sampah dengan total 6 ton.

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Ketua Umum Tidar, Rahayu Saraswati mengatakan, penggunaan jaring raksasa ini bertujuan menangkap 95 persen sampah yang terhanyut di sungai tersebut.

"Ini kerja sama kita dengan Rio untuk menggunakan jaring yang cukup besar hingga bisa meraup sampah dengan kuota yang besar. Dimana totalnya 6 ton," katanya, Senin, 7 November 2022.

Sebuah ekskavator mengeruk sampah dari Kali Ciliwung di kawasan Petamburan, Jakarta. (Foto ilustrasi).

Photo :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

Sementara itu pimpinan Rio, Kieran Kelly  menyebutkan, bila ia memilih Indonesia sebagai tempat pilot project untuk Micro-Plastic Elimination Device (MPED) yang tujuannya adalah untuk menangkap sebanyak-banyaknya microplastic guna mengurangi kematian plankton.

"Paru-paru dunia yang sebenarnya bukan hanya pohon tapi justru peran plankton lebih besar di situ dan dari riset menunjukkan banyak plankton mati akibat mengonsumsi plastik micro dan nano. MPED saya buat untuk mengurangi jumlah sampah plastik di laut maupun yang menuju ke laut," ujarnya.

Ke depannya MPED dapat sebagai salah satu solusi nyata untuk mengatasi permasalahan plastik mikro. Rencananya, Ocean's Integrity akan menggandakan MPED dengan puluhan versi kecilnya untuk memberikan pemasukan bagi para nelayan.

"Mereka akan mendapatkan pemasukan dari mengoleksi sampah di perairan. Artinya ini juga menjadi sumber dana masuk ke Indonesia dan para nelayan yang juga akan membantu menjaga lingkungan di mana mereka mencari nafkah," katanya.

Sidang kasus korupsi tata niaga timah di Pengadilan Tipikor Jakarta

Pakar Sebut Jaksa Ambil Kewenangan Penyidikan di Kasus Korupsi Tata Niaga Timah

Kasus timah dinilai lebih tepat masuk ranah administrasi yang menggunakan UU Minerba dan Lingkungan Hidup, daripada menggunakan UU Tipikor.

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024