Anies Ogah Berpolemik soal Halte Bundaran HI, Klaim Tak Ada yang Dilanggar
- VIVA.co.id/Andrew Tito
VIVA Metro – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan bahwa pembangunan Halte Transjakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) sudah sesuai dengan prosedur. Hal itu ia sampaikan sekaligus menjawab kritikan sejarawan JJ Rizal yang menilai pembangunan tersebut melanggar kawasan cagar budaya.
“Tidak mungkin berani melakukan pembangunan di tempat seperti ini tanpa mengikuti prosedur,” kata Anies kepada wartawan, Rabu, 12 Oktober 2022.
Dia menjelaskan, secara administrasi, aparat Pemerintah Provinsi sudah mendapatkan surat dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) tetapi surat itu memang tidak ditunjukkan kepada publik. Yang pasti, dia menegaskan, “Kalau soal administratifnya boleh diuji; kalau soal administratifnya enggak mungkin dilanggar".
Dia menolak mengomentari polemik atas pembangunan hal tersebut. Dia hanya memastikan menghormati kritikan yang ditujukan kepadanya, meski tak semuanya harus dia jawab. Lebih baik, katanya, publik menilai sendiri permasalahan itu berdasarkan bukti-bukti yang ada.
“Buat apa kita berdebat imajinasi, saya menghormati, dan saya merasa itu adalah yang membuat kita semua menjadi saling belajar, harus memberikan penjelasan lengkap dan harus memberikan paparan perencanaan secara lengkap,” pungkasnya.
Mengganggu cagar budaya
Sejarawan JJ Rizal meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menghentikan pembangunan Halte Transjakarta Tosari-Bundaran HI karena merusak pandangan ke bangunan cagar budaya Patung Selamat Datang. Hal tersebut diungkapkan Rizal melalui akun Twitternya @JJRizal pada 29 September.
“Pak Gubernur @aniesbaswedan mohon stop pembangunan halte @PT_Transjakarta Tosari-Bundaran HI yang merusak pandangan ke Patung Selamat Datang en Henk Ngantung Fontein warisan Presiden Sukarno dengan Gubernur Henk Ngantung sebagai poros penanda perubahan Ibukota kolonial ke Ibukota nasional," tulis Rizal.
Menurut Rizal, Patung Selamat Datang merupakan hal penting karena menggambarkan simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat dalam melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Patung Selamat Datang dengan Henk Ngantung Fontein penting bukan hanya karena karya Presiden Sukarno, en Maestro Edi Sunarso serta Gubernur Henk Ngantung, tapi juga simbol keramahan bangsa, semangat bersahabat melaksanakan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, keadilan sosial," ujar Rizal.
Rizal juga menganggap, Transjakarta tidak puas atas pembangunan yang telah dilakukan selama ini, yaitu membuat halte besar di sekitar HI dan Sarinah.
"Apalagi @PT_Transjakarta tak cukup puas hanya bangun halte gigantis di sekitar HI, tapi juga di Sarinah, satu lagi penanda sejarah untuk mengingatkan bahwa Ibukota nasional berbeda dari Ibukota kolonial, simbol ekonomi kapitalisme yang rakus, melainkan Ibukota ekonomi kerakyatan," katanya.