Waduh Revitalisasi Halte Bundaran HI Melanggar Prosedur, Kok Bisa?
- VIVA / Fajar GM
VIVA Metro – Proyek revitalisasi Halte Busway TransJakarta Bundaran Hotel Indonesia (HI) dinilai melanggar prosedur terkait cagar budaya. Hal itu disampaikan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta karena prosesnya tidak melalui sidang di tim tersebut.
"Jadi, seharusnya memang semua objek diduga cagar budaya itu melalui Tim Sidang Pemugaran," kata Ketua Tim Sidang Pemugaran (TSP) DKI Jakarta, Boy Bhirawa saat dihubungi Antara, pada Kamis 29 September 2022.
Baca juga:Â Kamaruddin ke 2 Eks KPK Pembela Sambo: Jangan Rancang Kebohongan
Menurut dia, ketinggian bangunan halte busway yang sedang direvitalisasi tersebut menutupi kawasan Bundaran HI, termasuk Patung Selamat Datang.
Kawasan tersebut, kata dia, merupakan Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB) yang perlakuannya sama dengan cagar budaya. "Jadi, visual objek cagar budaya itu tidak boleh ditutupi," ucap Boy.
Sementara itu, anggota Tim Ahli Cagar Budaya Candrian Attahiyyat mengatakan ada beberapa opsi yang kemungkinan dapat dilaksanakan misalnya bangunan direndahkan atau dibongkar.
Meski begitu, proyek revitalisasi itu kini sudah dibangun dan sedang dikebut pengerjaannya. "Memang ini masalahnya visual sejarah," ucapnya ketika dihubungi.
Sebelumnya, sejarawan JJ Rizal menyoroti pembangunan revitalisasi Halte Bundaran HI yang dinilai menutupi pandangan kawasan Bundaran HI dan Patung Selamat Datang.
Ia pun menuliskan keluhan tersebut melalui akun media sosial pribadinya yakni Twitter, @JJRizal.
"Halte tetap di tempat, tetapi carilah model arsitektur yang ramah dan respek pada kawasan sejarah, desain yang lebih merunduk menghormat vista cagar budaya bukan yang dengan sengaja malah memanfaatkan ruang yang bernilai komersial untuk komersialisasi," kata JJ Rizal.
Perlu diketahui, TransJakarta merevitalisasi 46 halte termasuk di Bundaran HI pada 2022 dengan anggaran total mencapai Rp 600 miliar.
Adapun Halte Tosari, Halte Dukuh Atas, Halte Bundaran HI dan Halte Sarinah dibangun kembali untuk menjadi halte ikonik.