Polda Metro Jaya Paparkan Kesuksesan Vaksinasi Merdeka di Negara Maju
- VIVA/ Foe Peace Simbolon
VIVA Metro – Program Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi oleh Polda Metro Jaya, menjadi salah satu studi kasus yang diminta Kantor Pusat OECD (Organisasi Internasional Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan), untuk dipresentasikan. Karena inovasi program vaksinasi merdeka yang menggunakan pendekatan komunikasi sosial, yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat dinilai sejalan dengan rekomendasi OECD untuk para pengambil kebijakan di seluruh dunia.
Kepala Posko Vaksinasi Merdeka Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi Supriyanto mengklaim, vaksinasi merdeka menekankan pada kekuatan partisipasi aktif publik. Diawali dengan pendekatan persuasif kepolisian melalui desain program yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan publik.
"Metode ini berhasil karena meninggalkan pendekatan Top Bottom menjadi Bottom Up, sehingga no one left behind,” kata dia kepada wartawan, Rabu 28 September 2022.
Hasilnya, meski Indonesia bukanlah negara produsen vaksin, namun Indonesia jadi salah satu negara yang berhasil mengendalikan COVID-19 melalui program vaksinasi. Peneliti program Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan dengan jumlah populasi, luas wilayah serta serbuan hoaks, program vaksiansi awalnya tidak disambut positif oleh masyarakat luas hingga Indonesia pernah mengalami guncangan sosial di saat serbuan varian Delta.
"Vaksinasi merdeka mengawinkan tiga pendekatan yaitu behavioral insights, penggunaan teknologi digital serta kearifan sosial, gotong-royong, yang berhasil melahirkan metode penyelengaraan vaksinasi yang kolosal di berbagai titik dengan biaya penyelenggaraan yang efisien (cost per shoot US$ 0,6-1), pengelolaan ribuan relawan yang bekerja secara bersamaan di satu waktu secara masif, penyelenggaraan yang singkat (17 hari), namun dengan dampak yang terukur yaitu capaian warga yang tervaksinasi lebih dari 97 persen dimana sebelum hadirnya metode Vaksinasi Merdeka, capaian vaksinasi baru mencapai 33%,” jelas Devie menambahkan.
Untuk itulah, Indonesia diundang mempresentasikan keberhasilan strateginya dalam penanganan COVID-19 berbasis pendekatan komunikasi digital dan sosial di Kantor Pusat OECD yang dihadiri lebih dari 40 delegasi dari sedikitnya 16 negara maju di dunia. Indonesia dan Singapura diundang mewakili Asia Tenggara.
Carlos Santiso, Head of Open and Innovative Government Division, OECD mengatakan pertemuan ini berlangsung untuk mendengarkan berbagai studi kasus dan capaian berbagai negara di dunia yang menggunakan pendekatan komunikasi untuk memperkuat tingkat kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah.
"Tidak hanya itu, pertemuan ini juga membagikan insight dari penggunaan Big Data dan Behavioral Study dalam praktik komunikasi publik selama pandemi,” kata Carlos.