Indeks Kualitas Udara Jakarta Tembus 196, Terburuk di Dunia
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – DKI Jakarta menduduki rangking pertama kota paling berpolusi di Indonesia juga di dunia, menurut hasil pengukuran indeks kualitas udara (AQI) dan polusi udara yang dirilis IQ Air. Berdasarkan data terbaru pagi ini, Senin, 20 Juni 2022 pukul 07.00 Wib, kualitas udara Jakarta mencapai angka 196.
Kualitas udara di Jakarta ini masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi polutan utama atau PM2.5 di udara Jakarta saat ini 28.6 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan WHO atau berada pada angka 136,9 gram polutan per meter kubik.
Kota Jakarta menduduki peringkat pertama kota paling berpolusi di dunia, disusul Kota Santiago, Cili (AQI – 180), Kota Dubai, UAE (AQI – 161), Kota Riyadh, Arab Saudi (AQI – 155), dan Kuwait City, Kuwait (AQI – 153).
Sementara di Indonesia, kota paling berpolusi berikutnya disusul Kota Bekasi, Jawa Barat (AQI - 164), kemudian Kota Surabaya, Jawa Timur (AQI - 159), Kota Depok, Jawa Barat (AQI - 152), dan Kota Semarang, Jawa Tengah (AQI - 152).
PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan, dan karena itu merupakan salah satu polutan utama yang digunakan dalam menghitung kualitas udara kota atau negara secara keseluruhan.
Berdasarkan analisa BMKG, konsentrasi PM2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Selain itu, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.
Faktor lainnya yang mempengaruhi peningkatan PM2.5 bersumber dari tingginya kelembapan udara yang menyebabkan peningkatan proses adsorpsi atau perubahan wujud dari gas menjadi partikel. Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.
IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker saat berada di luar ruangan, menutup jendela untuk menghindari udara luar yang kotor masuk ke dalam rumah, menggunakan pembersih udara, dan hindari olahraga di luar ruangan.
Secara global, kualitas udara di Jakarta pagi ini menduduki peringkat terburuk di atas kota Santiago di Chile yang memiliki indeks 175 dan Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks 158.
Selain itu, IQ Air juga menempatkan Kelurahan Sedingin di Riau sebagai daerah dengan kualitas udara paling bersih di Indonesia karena hanya memiliki indeks delapan.