Kontroversi M Taufik Pernah Pajang Foto Prabowo 'Presiden' di DPRD DKI
- VIVA/Lilis Kholisotussurur
VIVA – Politikus senior yang juga anggota DPRD DKI Jakarta, M Taufik dipecat dari keanggotaan Partai Gerindra. Taufik, dipecat Majelis Kehormatan Partai (MKP) DPP Gerindra karena dinilai tidak loyal pada partai.
Selain itu, M Taufik juga dianggap punya banyak masalah sehingga pantas dipecat dari partai. Mulai dari gagal memenangkan Prabowo-Sandi di Jakarta saat Pilpres 2019 lalu, dimana Taufik adalah Ketua DPD Gerindra DKI. Dibawah kepemimpinan M Taufik, Gerindra DKI tak punya kantor tetap dan sering pindah kantor.
Kemudian manuver-manuver M Taufik yang dinilai tidak menunjukkan kesetiaan pada partai dengan berkali-kali menyatakan ingin mundur dari partai Gerindra. M Taufik juga ditengarai terlibat dalam beberapa kasus korupsi yang ditangani KPK.
Terlepas dari itu, mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu dikenal sebagai die hard-nya Prabowo dan Gerindra di Jakarta. Ia kerap perang opini dengan lawan-lawan politik. Taufik tak sungkan jadi bamper bagi calon-calon yang diusung Gerindra, baik saat Pilpres 2014, 2019, maupun Pilkada DKI Jakarta.Â
Taufik juga kerap melakukan manuver-manuver politik kontroversial. Seperti usai Pilpres 2014 lalu, dimana Taufik tetap memajang foto Prabowo Subianto sebagai 'presiden' di ruang kerjanya di DPRD DKI Jakarta.
Padahal Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa di Pilpres 2014 kalah dari pasangan Jokowi-JK. Namun bagi, Prabowo selalu punya tempat istimewa di hatinya. Prabowo adalah 'presidennya'.
"Ya enggak apa-apa dong saya taruh foto Prabowo. Presiden saya kan dia, boleh dong," kata Taufik pada akhir Agustus 2014 silam.
M Taufik sendiri merespon pemecatannya dari Partai Gerindra. Ia heran dianggap tidak loyal pada partai. Menurutnya, alasan yang dibuat majelis kehormatan partai tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya selama ini.
"Saya bilang dalam pemberitaannya bahwa apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi mereka Majelis Kehormatan Partai. Yang saya lakukan adalah kursi 6, 13, 19. Gubernur dua kali, wakil Gubernur dapat. Kalau itu dinilai apa saya enggak tahu, silakan saja masyarakat menilai," kata Taufik, Selasa sore tadi.
Saat ditanya mengenai loyalitasnya terhadap Partai Gerindra, Taufik tak menjawab secara detail. Ia malah mempertanyakan loyalitas yang dibutuhkan oleh partai dari para kader-kadernya.
"Makanya musti ditanya ke mereka ukuran loyalitas itu apa? Iya, kan baru sekarang nih saya tahu, saya tadi lagi santai aja, tiba-tiba ada berita dipecat," tuturnya