Hujan Badai di Tangsel, BPDB: Tidak Ada Korban Luka dan Jiwa

Pohon tumbang karena hujan deras (foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/Andrew Tito

VIVA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Selatan masih mengumpulkan data bagunan yang rusak karena pohon tumbang akibat terjangan hujan badai, Senin sore tadi. BPBD memastikan tidak ada korban jiwa ataupun luka atas fenomena hujan badai hingga hujan es tersebut.

5 Alasan Mengapa Minyak Goreng Tidak Boleh Dekat dengan Kompor

"Tidak ada korban luka atau jiwa," kata Kepala BPBD Kota Tangerang Selatan, Sementara, Uci Sanusi, Senin, 14 Maret 2022.

Dia menyampaikan dari laporan sementara, terdapat 11 titik pohon tumbang menimpa bangunan. Mulai dari bangunan Madrasah Ibtidaiyah Darul Hikmah, dan beberapa rumah yang ada di sejumlah lokasi.

Pemetaan Lokasi Rawan Banjir, Pemprov Jakarta Koordinasi dengan Daerah Penyangga

"Pohon tumbang 11 titik, lalu ada di kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangsel, ada plafon yang ambruk dan itu bukan ruangan. Tapi, ada di luar (ruangan) lantai 4 depan blandongan. Lalu, kaca jembatan penyembrangan," jelasnya.

Kemudian, Rumah Sakit Umum (RSU) Pamulang, yang mengalami kerusakan ringan.

Banjir Bandang Hantam Enam Nagari di Sijunjung Sumbar

"Belum dapat laporan detail. Namun, kerusakannya ringan. Bukan interior dan bukan di dalamnya. Tidak mengganggu operasional," tuturnya.

Kaca di kantor Pemkot Tangsel pecah dihantam hujan badai

Photo :
  • VIVA/Sherly

Sebelumnya, BMKG Wilayah II Tangerang Selatan menjelaskan fenomena hujan badai hingga hujan es umum terjadi. Apalagi saat ini, wilayah Banten tengah masuk dalam musim pancaroba.

Fenomena hujan es serta badai angin melanda sejumlah wilayah di Kota Tangerang Selatan seperti Pamulang, hingga Ciputat. 

Prakirawan BMKG Wilayah II Tangerang Selatan, Hilma Nurul mengatakan, fenomena hujan es yang melanda wilayah Tangerang Selatan disebabkan adanya awan Cumulonimbus.

"Betul, kami sudah terima laporan, adanya hujan es di wilayah Pamulang dan sekitarnya. Fenomena ini karena adanya awan Cumulonimbus," kata Hilma, Senin, 14 Maret 2022. 

Dia menjelaskan, awan Cumulonimbus merupakan fenomena yang timbul akibat ketidakstabilan atmosfer. Hal ini karena siklus tropis di Samudera Hindia Selatan Banten, mempertemukan suhu laut yang hangat dengan suhu angin yang cukup kencang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya