Kasus COVID-19 Tinggi, Bupati Zaki: BOR RIT dan RS di Tangerang Aman
- VIVA/ Sherly
VIVA – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melakukan rapat koordinasi dalam rangka penanganan COVID-19 di wilayah Kabupaten Tangerang.
Dalam pembahasan itu, Zaki menuturkan, angka kasus COVID-19 di Kabupaten Tangerang mengalami peningkatan signifikan dibanding dengan Januari 2022.
"Memang di akhir Januari atau di awal hingga pertengahan Januari, hingga saat ini mengalami kenaikan kasus yang sangat cukup signifikan di Kabupaten Tangerang. Kita tidak fokus di Omicron atau Delta, tetapi yang sudah positif langsung kita isolasi atau kita rawat. Omicron ataupun Delta, mereka sama-sama positif itu perlu penanganan," katanya, Rabu, 9 Februari 2022.
Meski mengalami peningkatan, Zaki mengatakan, kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) saat ini masih aman, karena Rumah Isolasi Terkonsentrasi (RIT) dan keterisian tempat tidur Rumah Sakit (RS) masih di bawah 50 persen.
"Secara keseluruhan BOR masih di bawah 50 persen. Namun memang, untuk Hotel Yasmin, Curug, Tangerang, saat ini sudah 93 persen lebih keterisiannya. Sebagai antisipasinya, Pemkab juga sudah mulai mengaktifkan tempat-tempat isoter kembali di beberapa kecamatan seperti di Legok dan Cisauk. Dari 2 tempat isoter tersebut ada sekitar 80 tempat tidur yang bisa menampung masyarakat, terutama yang OTG atau tanpa gejala," ujarnya.
Sedangkan untuk capaian vaksin berdasarkan KTP, Pemkab Tangerang sudah mencapai 91 persen lebih untuk vaksin kesatu dan sekitar 65 persen  lebih untuk vaksin kedua. Untuk vaksin ketiga atau booster, capaiannya baru sekitar 2 persen. Untuk vaksin anak-anak sudah mencapai 70 persen  lebih.
"Sebetulnya kalau dari scoring, kita masih berada di kondisi zona kuning karena ketersediaan tempat tidur dan rumah sakit dan lain sebagainya ini masih cukup. Jadi dari scoring epidemiologi, kita masih berada di zona kuning untuk Kabupaten Tangerang," ujarnya.
Bupati Zaki berharap dengan adanya pembatasan di beberapa lokasi kemudian operasi protokol kesehatan digalakkan lagi dan juga dilakukan pembelajaran jarak jauh, diharapkan hal tersebut akan sedikit menekan laju pertumbuhan kasus.
"Satu sampai 2 minggu ini, mudah-mudahan sudah terlihat hasilnya dan bisa turun," ujarnya.