PDIP Heran Jaya Konstruksi Bisa Menang Tender Sirkuit Formula E

Lokasi Lahan Sirkuit Formula E Ancol
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) di DPRD DKI Jakarta kembali menyoroti kesiapan ajang balapan mobil listrik Formula E. PDIP menyinggung belum ada penjelasan sponsor dan besar biaya yang ditanggung untuk menyelenggarakan Formula E.

Anies Sebut Situasi Pilkada 2024 Tenang: yang Rame Itu Sosmed

Anggota DPRD DKI Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak mempertanyakan proses tender yang sebelumnya gagal. Namun, tender itu diulang dan diumumkan dengan pemenang yaitu Jaya Konstruksi Tbk.

"Jaya Konstruksi Tbk sendiri sebagai pemenang dalam laman resminya terbaru hingga September 2021 melaporkan kerugian Rp90 miliar. Sebagai perusahaan yang sudah listing, tidak mungkin mengucurkan dana perusahaan sebesar Rp50 miliar cuma-cuma. Tentunya ada konsesi," kata Gilbert, dalam keterangannya yang dikutip pada Senin 7 Februari 2022. 

Anies Telepon Pramono usai Pantau Quick Count, Langsung Ucapkan Selamat?

Menurut dia, dana pembangunan itu diduga semua berasal dari Jakpro yang sudah mengeluarkan Rp70 miliar. Namun, tanpa kejelasan dalam pengelolaan atau mengembalikannya. 

"Jakpro sendiri penerima dana PEN sebesar Rp4,5T, dan tidak membayar cicilan serta bunganya karena dicicil lewat uang rakyat/APBD," ujarnya.

Anies Baswedan: Hasil Quick Count Pilkada Jakarta 2024 Satu Putaran

Ketua Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni meninjau Ancol bakal lokasi balap

Photo :
  • Instagram Ahmad Sahroni
 

Pun, saat yang sama, Jaya Ancol juga mengajukan pinjaman Rp1,2 triliun ke Bank DKI dan langsung disetujui. Padahal, menurutnya, BUMD itu didirikan sebagai penyumbang pemasukan APBD (revenue center) dan bukan sebagai beban. 

Dia bilang agar panitia juga terlalu sesumbar lantaran belum jelas yang sudah dilakukan. Ia menyindir panitia yang bicara di media serta studi banding harga tiket ke Arab Saudi. Apalagi, kata dia, proses tender saat ini baru sebatas pengaspalan.

"Artinya pembangunan konstruksi jalur harus berjalan dahulu dan belum dikerjakan. Biaya konstruksi jalan juga tidak jelas dari mana, dengan membangun di atas rawa. Rencana kerja Jakpro semakin tidak jelas, dan semakin tidak profesional," lanjutnya. 

Menurutnya, sejak awal Direksi Jakpro berjanji akan profesional dan transparan. Namun, sekarang terlihat ucapan tersebut tak sesuai. 

Bagi dia, cara Gubernur DKI Anies Baswedan mengganti Direksi Jakpro yang lama sekarang terkesan bukan keputusan yang tepat. 

"Orang baik akan memilih orang baik, itu adalah adagium yang sudah lama," tuturnya. 

Kemudian, ia minta Anies sepatutnya menunda penyelenggaraan Formula E yang jelas merugi. Bahkan, kata dia, akan semakin merugi dengan persiapan yang tidak baik sekarang. Menurutnya, Gubernur Anies terlalu memaksakan perhelatan Formula E ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya