PWNU DKI Minta Vaksin untuk Muslim Tak Mengandung Material Haram

Vaksin COVID-19 Untuk Pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, KH Syamsul Ma'arif, meminta pemerintah untuk berhati-hati dalam pemberian vaksin untuk masyarakat di Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Menurutnya, vaksin untuk masyarakat muslim sebaiknya menggunakan vaksin yang tidak mengandung zat babi.

Tenaga kesehatan mengangkat bendera Merah Putih dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 pada pegawai pemerintah di Jakarta, Kamis, 11 Maret 2021.

Photo :
  • ANTARA/M Risyal Hidayat

"Makanya pemerintah juga harus berhati-hati ketika memberikan vaksinasi. Pertama, bagi masyarakat yang muslim seharusnya menggunakan vaksin yang tidak terindikasi zat yang dilarang, misalnya babi. Kalau toh vaksin itu dari kandungannya ada yang dilarang, maka sebaiknya dialokasikan untuk sahabat-sahabat kita yang non muslim," kata Kiai Syamsul saat diwawancara di Jakarta, Senin, 10 Januari 2022.

Hanya Dalam Keadaan Darurat

Kiai Syamsul mengatakan bahwa penggunaan vaksin yang mengandung material haram seperti babi boleh digunakan, namun hanya dalam keadaan darurat saja. Ia menjelaskan ada beberapa persyaratan sebelum menentukan kategori darurat.

Baca juga: Indonesia Terima Lebih 4.4 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Akhir Pekan Ini

Pertama, dapat mengancam nyawa seseorang jika tidak dilakukan. Kedua, tidak ada vaksin lain atau ada vaksin lain tetapi jumlahnya sangat tidak tercukupi, sementara kondisinya sangat membahayakan jika tidak tervaksin.

"Darurat itu artinya tidak dalam kondisi yang mendesak. Kalau tidak menggunakan vaksin yang haram itu membahayakan karena tidak ditemukan vaksin-vaksin yang lain, atau jumlah vaksin yang halal itu tidak seimbang dengan kebutuhan masyarakat," katanya.

BPOM Kunjungi Perusahaan Penghasil Vaksin

Tak Ada Alasan Jika Ada yang Halal

Namun, Kiai Syamsul menuturkan jika sudah terdapat berbagai jenis vaksin, termasuk vaksin yang diproduksi secara halal, maka sudah tidak ada alasan lagi untuk menggunakan vaksin yang mengandung material haram.

Zona Aman Gaza Digempur Israel dan Tewaskan 40 Orang, WHO Serukan Gencatan Senjata

"Tetapi kalau vaksinnya sudah berlebihan, apalagi produksi vaksin sudah dibikin sendiri oleh dalam negeri, maka sudah tidak ada alasan lagi bahwa vaksin yang terkandung material haram itu digunakan sekalipun dengan alasan darurat. Jadi alasan darurat itu hilang," katanya.

Salah Kapral Soal DBD: Kalau Sudah Pernah Terinfeksi Berarti Sudah Kebal, Ini Faktanya!
Ilustrasi Kucing

10 Cara Cerdas Menghemat Biaya Perawatan Anabul di Rumah

Cara hemat merawat anabul dengan tepat! Temukan 10 tips cerdas untuk mengurangi biaya perawatan tanpa mengorbankan kesehatan dan kebahagiaan mereka.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024