Pasutri Ini Kumpulkan Galon Air Mineral Bekas, Dijual lalu Didonasikan
- Wikimediacommons
VIVA – Maraknya penjualan galon sekali pakai di masyarakat justru membuat Wardy (60) dan Melissa (35) memiliki program peduli lingkungan di bisnisnya. Pasangan suami-istri (Pasutri) ini mengajak masyarakat di sekitar tempat tinggalnya mendonasikan galon sekali pakai yang dibeli.
Wardy mengajak masyarakat, khususnya penghuni Rusunami City Park di Jakarta Barat, peduli sesama dan lingkungan dengan mendonasikan galon sekali pakai bekas Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
"Penjualan kami sebulan bisa mencapai ratusan galon sekali pakai air mineral. Kebetulan harga galon bekas cukup bernilai. Bahkan bukan hanya galonnya, botol minuman dan tutup galon juga ada harganya," ujarnya di Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022.
Menurut dia, setelah terkumpul banyak, galon, botol minuman dan tutup botol tersebut dijual ke pengepul untuk didaur ulang. Hasil penjualannya didonasikan ke Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) yang berlokasi di Kelapa Gading.
Pemilik Toko Kurnia Jaya ini mengaku menjual air kemasan adalah bisnis yang mereka tekuni di tengah pandemi. Kondisi mengharuskan berhenti dari pekerjaannya karena di-PHK. Mereka pun mengibarkan program kepedulian lingkungan dan sesama melalui tagar #pedulisesamadanlingkungan.
Dari setiap transaksi penjualan, mereka mengajak pelanggannya di rusunami untuk mengembalikan galon dan botol-botol bekas pakai. Sehingga ikut bertanggung jawab agar tak menjadi limbah dan gangguan lingkungan.
Melissa mengungkapkan, ide program tersebut muncul tiba-tiba. Awalnya memang mereka sudah rutin berdonasi, lalu berpikir bagaimana caranya mengajak orang-orang untuk berdonasi juga.
“Muncul ide itu, mengumpulkan galon sekali pakai ini. Kami sebarkan program ini ke masyarakat dan penghuni rusun. Tak disangka ajakan ini mendapat respons yang luar biasa," ujarnya.
Menurut dia, banyak warga sekitar yang dengan sukarela mengembalikan sendiri galon sekali pakai ke toko. Dalam sebulan donasi yang diberikan bisa mencapai sekitar Rp600 ribu.
Karena punya harga lumayan, Wardy sering mengambil kembali galon sekali pakai yang sudah kosong ke rumah-rumah pelanggan tokonya.
"Memang butuh proses. Semakin banyak kita bisa menarik kembali galon yang kosong semakin banyak pula kita bisa berdonasi," katanya.
Terkait donasinya disalurkan ke YTP, menurut Wardy, karena yayasan yang berdiri sejak 2007 lahir dari mimpi anak bangsa yang rindu untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan kemiskinan serta kurang merata dan mahalnya Pendidikan.
YTP adalah yayasan yang transparan. Mereka tidak hanya memberikan yang terbaik kepada masyarakat kurang mampu, tetapi mereka juga membangun sekolah-sekolah, memberi makanan sehat dan tersebar di seluruh Indonesia.
"Syukur kalau kami dinilai peduli, lingkungan dan berderma,” katanya. (Ant)