Penanganan Cepat Kasus Driver GoCar yang Lecehkan Perawat Diapresiasi

Ilustrasi pemesanan Gocar
Sumber :
  • www.go-jek.com

VIVA – Penanganan cepat kasus pelecehan seksual yang dilakukan mitra driver GoCar, Hendriyanto Sitompul (54) terhadap seorang perawat yang merupakan penumpangnya, diapresiasi. Baik yang dilakukan Gojek maupun kepolisian.

Nama Agus Kembali Berulah, Kini Guru Les Musik di Palembang Cabuli Muridnya

Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengapresiasi langkah Gojek selaku operator taksi online GoCar yang langsung bergerak cepat dalam kasus tersebut. Gojek dinilai sudah menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan melakukan tahapan dari hulu ke hilir. 

“SOP yang dijalankan Gojek sudah sangat tepat. Begitu ada kasus, pihak Gojek langsung sigap menonaktifkan akun mitra driver GoCar tersebut, berkoordinasi dengan pihak berwajib untuk mengusut kasus ini, hingga memberikan pendampingan dan bantuan perawatan maupun pemulihan secara fisik serta psikis,” kata Devie di Jakarta, dikutip, Rabu, 22 Desember 2021.

Driver Ojol Tendang Pesepeda di Jalur Sepeda Sudirman-Thamrin, Korban Terjatuh dan Kepala Terbentur

Ilustrasi pelecehan seksual

Photo :
  • VIVAnews/ Faddy Ravydera

Devie menambahkan, sebagai perusahaan besar, Gojek mempunyai kebijakan yang ketat terkait Standar Operasional Prosedur (SOP) mitranya. Bahkan, Gojek juga sudah memberikan edukasi terhadap mitra driver untuk memperlakukan pelanggan sebaik mungkin.

Biaya Amanda Manopo Pakai Ojol Selama Satu Tahun Bisa Beli Mobil Baru

“Jadi SOP yang dijalankan Gojek ini bukan hanya kebijakan setelah terjadinya kekerasan seksual. Berbagai edukasi sudah diberikan Gojek kepada para mitra driver. Salah satunya adalah modul pelatihan ‘Kenali dan Hindari Pelecehan Seksual’ di aplikasi driver. Ini artinya, tahapan SOP yang dimiliki Gojek untuk mitra driver sudah benar-benar sangat lengkap, dari hulu ke hilir,” imbuhnya. 

Selain itu, lanjut Devie, di aplikasi Gojek sebenarnya tersedia tombol darurat. Tombol darurat ini terhubung langsung dengan operator Gojek, jika pelanggan mengalami keadaan darurat seperti pelecehan seksual, perlakuan tidak menyenangkan dari driver, dan sebagainya. Nantinya akan ada tim Unit Darurat Gojek yang dikirim ke lokasi untuk memberikan bantuan. 

Karena itu dia mengatakan, yang perlu dilakukan Gojek saat ini adalah lebih aktif lagi melakukan sosialisasi mengenai tombol darurat ini ke masyarakat. Dengan sosialisasi yang semakin masif, orang-orang yang tadinya tidak paham dan tidak tahu adanya tombol darurat di aplikasi Gojek ini. 

"Akhirnya bisa paham ke mana mereka harus melapor. Sehingga layanan yang mendukung keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelanggan dari Gojek ini semakin paripurna,” ujarnya.

Devie juga mengapresiasi gerak cepat kepolisian dalam menangani kasus pelecehan seksual ini. apalagi dalam waktu singkat, polisi sudah berhasil menangkap terduga pelaku.

“Saya rasa pihak kepolisian juga sudah menjalankan tugasnya dengan baik setelah mendapat laporan dari korban dan institusi tempat korban bekerja. Namun yang perlu digarisbawahi, tidak mungkin pelaku bisa dijerat hukum sesuai dengan aturan hukum yang berlaku kalau pihak korban tidak membantu kepolisian. Jadi kerja sama antara polisi dengan korban memudahkan terungkapnya kasus ini,” tuturnya. 

Seperti diketahui, kasus pelecehan seksual oleh Driver GoCar ini terjadi pada Kamis lalu. Kasus ini pun viral di media sosial lewat cuitan perusahaan yang menaungi korban. 

Driver tersebut sudah ditangkap Unit PPA Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bogor Kota Bersama Unit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya di rumahnya di Jalan Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Teduga pelaku pun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian. Serta, dijerat Pasal 289 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman pidana maksimal sembilan tahun penjara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya