Sumur Resapan di Jakarta Bahayakan Pengendara, Seperti Apa yang Ideal?
- bbc
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah membangun setidaknya 16.000 sumur resapan pada tahun ini, namun sebagian di antaranya menuai kritik karena penempatan yang dinilai tidak tepat dan desain teknis yang tidak sesuai standar.
Secara umum, Pemprov menargetkan untuk membangun 1,1 juta sumur resapan hingga 2022 yang bisa menampung dan menyerapkan air sebanyak 11,5 juta meter kubik ke dalam tanah.
Ada beberapa titik sumur resapan lain yang juga menuai kritik. Misalnya, di Jalan Lebak Bulus III yang sempat membuat aspal jalan retak. Selain itu, di area sekitar Banjir Kanal Timur yang merupakan salah satu kanal pengendali banjir di Jakarta.
Sekretaris Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Dudi Gardesi, mengakui adanya kesalahan-kesalahan itu dan kontraktor pelaksana telah ditegur dan dipanggil untuk segera membenahinya.
Terkait titik penempatan sumur resapan yang dikeluhkan karena membahayakan pengendara, Dudi mengatakan Dinas Sumber Daya Air "bukan satu-satunya" yang menggali badan jalan.
"Yang lain pun banyak. PLN, gas, buka juga, Bina Marga juga bikin utilitas di jalan. Intinya, kita bukan pionir pertama. Soal ada ketidaksempurnaan akan kita perbaiki, ini kan masih dalam masa tanggung jawab mereka [kontraktor]," kata Dudi kepada BBC Indonesia.
Bisakah sumur resapan menjawab persoalan di Jakarta?
Menurut Dinas SDA, program pembangunan sumur resapan di Jakarta bertujuan untuk mengatasi genangan air dan menjadi kunci untuk mengantisipasi terjadinya banjir di sejumlah titik yang rutin terdampak.
Sebab, kata Dudi, daya dukung infrastruktur di Jakarta untuk mampu mengatasi ancaman banjir lokal, juga banjir yang datang dari hulu dan arah pesisir sangat terbatas.