Banjir Rob di Pelabuhan Sunda Kelapa, Pengusaha Rugi Ratusan Juta
- VIVA/Andrew Tito
VIVA – Bencana banjir air laut atau banjir rob merendam berbagai pemukiman hingga industri kawasan Pelabuhan Sunda Kelapa Jakarta Utara, Senin 6 Desember 2021. Banjir air laut memaksa berbagai aktivitas industri kawasan tersebut terhenti selama 3 hari terakhir ini.
Pelabuhan Sunda Kelapa pun, dengan sangat terpaksa ditutup akibat banjir rob. Aktivitas bongkar muat barang kini terpaksa berhenti sementara. Para pengusaha mengalami kerugian yang cukup besar.
Ketua DPC Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Sunda Kelapa, Andrias mengaku pihak Pelabuhan Sunda Kelapa mengalami kerugian hingga ratusan juta selama pemberhentian aktivitas yang sudah berlangsung selama tiga hari ini.
"Tidak ada aktivitas sama sekali. Kalau soal kerugian, ya cukup lumayan besar. Kurang lebih Rp100 juta dalam sehari,” ujar Andrias dikonfirmasi, Senin 6 Desember 2021.
Andrias mengatakan, pelabuhan Sunda Kelapa sebenarnya miliki tanggul yang dapat menahan air laut di banjir rob sebelumya, namun karena tanggul tidak mampu menahan debit air saat ini, akhirnya terjadilah banjir Rob.
"Mungkin karena dari tanggul-tanggulnya belum terlalu tinggi, sudah melewati batas," ujarnya.
Dalam hal ini Andrias meminta pihak pengelola Pelabuhan Sunda Kelapa memperbaiki dan meninggikan tanggul agar mampu menahan air banjir rob.
“Cuma mungkin baru mau dilaksanakan itu tahun depan kemungkinan, saya belum tahu apa wacananya lagi," ujarnya.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini banjir rob wilayah pesisir utara Jakarta yang diprediksi mulai tanggal 2-9 Desember 2021.
BMKG meramalkan, pada periode tersebut puncak air pasang maksimum air laut terjadi sekira pukul 08.00 sampai 12.00 WIB.