Kesiapan RSUD Depok Hadapi Gelombang 3 COVID-19 dan Omicron

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Devi Maryori
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Depok, Jawa Barat, Devi Maryori mengaku tengah mempersiapkan langkah antisipasi guna menghadapi gelombang ketiga COVID-19. Yakni dimana saat ini pemerintah tengah mengantisipasi lonjakan kasus baik itu saat Natal dan tahun baru 2022, maupun mulai menyebarnya Varian Omicron COVID-19. Meskipun belum ditemukan kasusnya di Tanah Air.

Nakes Muda Jatim Siap Menangkan Khofifah: Sudah Bekerja Nyata di Periode Pertama

Berbagai persiapan, mulai dari sumber daya manusia, ruang rawat hingga sarana prasarana, dipersiapkan oleh RSUD Kota Depok.

"Kami sudah mengalami beberapa periode ya. Varian Delta, awal pandemi, dan lain lain. Jadi kami sudah mengantisipasi kejadian-kejadian apapun yang akan muncul," kata Devi kepada wartawan, Rabu 1 Desember 2021.

Jokowi Perintahkan Menkes Budi Gunadi Tambah Fasilitas Kesehatan di RSUD Kefamenanu

Antisipasi Nakes Terpapar

Devi mengatakan, terkait penyediaan sumber daya manusia, pihaknya telah menyiapkan skenario agar resiko tenaga kesehatan (nakes) terpapar bisa lebih minim.

Resmi Beroperasi, RSUD Tigaraksa Belum Bisa Layani Peserta BPJS

"Pengalaman yang terjadi di gelombang 2 kemarin, kesulitan kami memang di nakes yang terpapar. Kini untuk antisipasi nakes yang terpapar, setiap event kami selalu ingatkan untuk menjaga protokol kesehatan, menyiapkan ruangan terpisah agar mereka tidak berkumpul, makan bersama, dan lain-lain," kata Devi.

Devi melanjutkan, oksigen juga telah dipersiapkannya. Berkaca dari lonjakan kasus pada gelombang kedua Juli lalu, dimana kesulitan mendapatkan oksigen.

"Kami sudah mengantisipasi kelangkaan oksigen, kami sudah mempunyai tangki oksigen dengan kapasitas 10 ton," katanya.

Oksigen Konsentrator

Selain itu, RSUD Kota Depok juga telah memiliki oksigen konsentrator. "Pengalaman gelombang dua kemarin, oksigen itu kita sudah berkontrak dengan vendor, tapi bahan bakunya langka. Makanya kita antisipasi dengan oksigen konsentrator, jadi udara dari lingkungan sekitar bisa langsung dipakai. Kita punya 30 alat," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya