Penjelasan BPTJ soal Ganjil Genap Berlaku Normal Kenapa Masih Macet

Ganjil genap di Bogor
Sumber :
  • VIVA / Muhammad AR (Bogor)

VIVA – Penerapan ganjil genap di DKI Jakarta dan sejumlah kota lainnya untuk mengimbangi peningkatan jumlah kendaraan ternyata masih menimbulkan kemacetan. Kebijakan yang ditujukan untuk mengimbangi PPKM ini pun terus diprotes banyak pihak.

Lengkapi Konektivitas Jabodetabek, Menhub Resmikan Stasiun Pondok Rajeg

Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pun mengungkapkan alasan mendasar mengapa kemacetan ini tetap terjadi di tengah kebijakan ganjil genap. Apalagi penerapannya dilakukan di tengah PPKM meskipun levelnya terus diturunkan.

Direktur Lalulintas BPTJ Sigit Irfansyah menjelaskan, pada dasarnya kebijakan ganjil genap ini memang efektif menekan volume kendaraan di jalanan. Namun, yang menyebabkannya macet adalah adanya faktor sampingan.

Cara Atur Google Maps Agar Bebas Tilang Ganjil Genap

"Tetap macet karena hambatan samping bukan traffic-nya karena traffic-nya sudah berkurang," kata dia dalam webinar Masyarakat Treansportasi Indoneisa (MTI), Kamis, 4 November 2021.

Baca juga: Surat Terbuka Menko Luhut Soal Heboh Ikut Bisnis PCR di PT GSI 

Libur Maulid Nabi, Jakarta Tiadakan Ganjil-Genap pada 16 September

Hambatan samping ini dikatakannya seperti yang terjadi di Bogor, di mana adanya antrean untuk keluar masuk gang hingga tempat-tempat wisata atau restoran. Namun, ini diakuinya memang tidak terjadi di DKI Jakarta.

"Iya, karena hambatan samping orang keluar masuk dari restoran, gang, dari apa, orang 1 menit, 2 menit macet aja karena antrean akan berdampak multiplayer," paparnya.

Ganjil genap di Bogor

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR (Bogor)

Adapun kemacetan yang tetap terjadi di Ibu Kota meski adanya ganjil genap ditekankannya tidak lain akibat masih belum kembalinya rasa kepercayaan diri masyarakat untuk kembali menggunakan transportasi massal.

"Sebelum pandemi kapasitas commuter line itu okupansi 1,2 juta penumpang per hari, sekarang berapa? artinya belum pulih, dia pilih angkutan pribadi," tegas Sigit.

Oleh sebab itu, dia mendorong dengan adanya pelonggaran PPKM saat ini, sudah saatnya masyarakat mulai yakin untuk menggunakan transportasi umum. Sebab, saat ini masih tetap diterapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Jadi tentunya berapa pun besarnya efektivitas ganjil genap pasti ada pengurangannya tapi angka pastinya saya belum ada angka yang bagus untuk itu," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya