Sengkarut Data COVID-19 Depok-Pusat Belum Usai, Ini Jawaban Satgas
- VIVA/ Zahrul Darmawan.
VIVA – Data sebaran Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 yang dikeluarkan Pemerintah Kota Depok masih belum sinkron dengan data yang dirilis Pemerintah Pusat.
Kesenjangan pencatatan data masih terjadi. Hal itu terlihat dari rilis dalam laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Provinsi Jawa Barat atau Pikobar, per tanggal 18 Agustus 2021.
Pada data itu disebutkan bahwa kasus aktif di Kota Depok mencapai 23.686 kasus dan menyebutkan bahwa kota belimbing ini berada di peringkat pertama kasus terbanyak se-Jawa Barat.
Padahal, berdasar data internal yang dikeluarkan melalui laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Kota Depok atau Picodep, kasus aktif hanya 3.344 kasus, terjadi kesenjangan mencapai 20.342 kasus.
Pada tanggal 12 Agustus 2021, Pemerintah Kota Depok telah berupaya melakukan rekonsiliasi data bersama Kementerian Kesehatan dan Pemprov Jawa Barat.
Berdasarkan hasil keputusan rekonsiliasi tersebut, seharusnya kesenjangan data tersebut sudah selesai pada tanggal 17 Agustus 2021, tapi sampai hari ini data itu belum juga beres.
Saat dikonfirmasi, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Depok Dadang Wihana hanya menjawab singkat bahwa replace (penggantian) data masih berlangsung.
“Sedang berlangsung replace data antara Picodep dengan NAR Kemenkes, minggu ini selesai,” kata Dadang, Kamis, 19 Agustus 2021.
Sebagai informasi, sebaran kasus COVID-19 di Kota Depok per tanggal 19 Agustus 2021 menurut laman Picodep, kasus aktifnya mencapai 3.344 kasus, sembuh 96.497 kasus dan meninggal 1.983 kasus.
Sementara akumulasi kasus terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Depok sejak 2 Maret 2020 hingga hari ini, telah mencapai 101.824 kasus. Kontak erat yang masih menjalani pemantauan sebanyak 3.409 orang, suspek yang menjalani pemantauan 351 orang dan kasus probabel yang menjalani pengawasan sebanyak 3 orang.