Vaksinasi Merdeka, Kado Manis Polda Metro Jaya untuk Indonesia

Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Fadil Imran meninjau Vaksinasi Merdeka.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA – Tiga pria bergegas menuju SMP Negeri 48 di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Langkah mereka tak surut meski diadang gerimis. Gerak kaki dipercepat agar segera sampai di tempat.

Tiba di lokasi tepat pukul 13.30 WIB, mereka bertemu seorang wanita berkerudung di pintu gerbang sekolah. Seraya menenteng Kartu Tanda Penduduk (KTP), satu dari tiga pria itu bertanya. "Masih bisa vaksin kan ya mbak?" ujarnya.

Ya, mereka datang untuk mengikuti vaksinasi COVID-19. Sekolah itu menjadi satu dari ratusan gerai Vaksinasi Merdeka yang diinisiasi Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya. 

Ketiga lelaki tersebut lantas masuk ke dalam sekolah. Lantaran hari sudah siang ditambah turun hujan, mereka bebas melenggang. Mereka tak perlu antre untuk divaksin.

Dengan nafas masih terengah-engah, mereka masuk ke ruang pendaftaran. Proses pendaftaran berlangsung singkat. Mereka kemudian menjalani skrining, mulai dari tensi darah hingga ditanya soal riwayat penyakit.

Warga mengikuti program Vaksinasi Merdeka di Jakarta.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

Setelah rampung, ketiganya pindah ke ruang penyuntikan yang berada di sebelah ruang pendaftaran. Proses penyuntikan juga tak makan waktu. Sebab, vaksinator di sana tak hanya seorang. Pada Kamis, 5 Agustus 2021 siang itu, terlihat masih ada tiga vaksinator stand by di lokasi. Sejurus kemudian, ketiga pria itu disuntik vaksin COVID-19.

Berbeda dengan tiga pria tersebut. Seorang nenek di Bekasi tak bisa menuju gerai Vaksinasi Merdeka di kantor Desa Segaramakmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, seorang diri. 

Emah, nama nenek itu. Meski lokasi gerai Vaksinasi Merdeka telah dibangun sedekat mungkin dengan warga, dia tak bisa ke sana. Sebab, kaki perempuan 78 tahun itu tak lagi mampu berjalan jauh. 

Nenek Emah tinggal di Kampung Tanah Makmur, RT 02 RW 14. Sehari-hari, dia hanya tinggal dengan cucunya yang berusia 13 tahun. Sejatinya, dia masih punya anak yang tinggal di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Namun, buah hatinya hanya sesekali menjenguk dan memberikan uang saku. Selebihnya, nenek Emah hidup bergantung dengan tetangga.

Meski mengalami kendala pada kakinya, keinginan nenek Emah untuk divaksin sangat kuat. Niat nenek Emah yang keukeuh untuk divaksin tapi tidak bisa ke lokasi, akhirnya sampai ke telinga Kapolsek Tarumajaya Jaya, Ajun Komisaris Polisi Edy Suprayitno. 

Pelaksanaan vaksinasi merdeka

Photo :
  • Istimewa

AKP Edy mendatangi kediaman nenek Emah. "Nenek Emah tinggal hanya dengan cucunya yang masih sekolah kelas enam SD. Kakinya (Nenek Emah) enggak kuat jalan jauh karena sudah sepuh," kata Edy.

Dia lantas menggendong nenek Emah dari rumah menuju kendaraan operasional polsek. Nenek tersebut lantas dibawa ke lokasi vaksinasi. Tiba di sana, AKP Edy kembali menggendong sang nenek hingga ke area penyuntikan.

Nenek Emah langsung dicek kesehatannya mulai dari tensi darah, cek suhu tubuh dan sebagainya. Pada cek tensi darah pertama, tim skrining kesehatan menyarankan  dia beristirahat sejenak sambil diberikan makanan dan minuman. Sekitar 20 menit kemudian, nenek Emah kembali dicek lagi tensi darahnya. Hasil skrining kesehatan menunjukkan bahwa dia dalam keadaan sehat dan laik divaksin.

Pascaproses skrining kesehatan, nenek Emah langsung menuju meja vaksinator. Wanita kelahiran tahun 1943 tersebut tampak tenang ketika jarum berisi vaksin disuntikkan ke lengan kirinya. Akhirnya, nenek Emah berhasil menerima vaksin dosis pertama pada hari itu, 5 Agustus 2021.

Usai menerima vaksin dosis pertama, nenek Emah mengaku senang. Ia ingin divaksin karena ingin sehat serta terhindar dari COVID-19. "Biar sehat, biar panjang umur, masih ngurusin cucu, anak yatim. Cucu saya ada dua, cuma yang satu dibawa emaknya tinggal di Kemayoran," ujar Emah.

Pelaksanaan vaksinasi merdeka

Photo :
  • Istimewa

Antusias terhadap Vaksinasi Merdeka ini ternyata bukan cuma datang dari warga. Publik figur pun ada yang divaksin lewat program ini. Adalah Drummer Superman Is Dead (SID) I Gede Ari Astina alias Jerinx yang juga ikut program tersebut. Pada Minggu, 15 Agustus 2021, dia menerima vaksin dosis pertama di kantor Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya.

Jerinx datang ditemani istrinya, Nora Alexandra. Sebelum akhirnya berani untuk divaksin, dia mengaku konsultasi dulu dengan dokter. Sebab, Jerinx menyebut punya riwayat penyakit hepatitis. Saat dia membaca di halodoc, dia mendapati bahwa seseorang yang punya riwayat penyakit ini harus berkonsultasi dulu sebelum disuntik vaksin COVID-19.

Dosis pertama yang diterima Jerinx adalah vaksin Sinovac. Usai divaksin, Jerinx menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak takut divaksin. Bagi yang punya riwayat penyakit seperti dia, Jerinx menyarankan sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum disuntik vaksin COVID-19. 

Dia juga mengajak masyarakat membantu Indonesia bangkit lagi lewat program vaksinasi ini. "Jadi saya menganjurkan kepada masyarakat luas agar konsul dulu dengan dokter terutama yang punya riwayat penyakit sebelum lakukan vaksin. Jadi, tidak usah takut berlebihan. Jadi, apa namanya kita bantu, kita apa istilahnya ayo kita bantu agar Indonesia lekas bangkit lagi," kata Jerinx.

Drummer Jerinx ikut program Vaksinasi Merdeka.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

Sebelum program Vaksinasi Merdeka digelar pada 1-17 Agustus 2021, sejumlah relawan yang diajak Polda Metro Jaya sempat ragu. Satu di antaranya yaitu Devi. Relawan ini menceritakan awal mula diajak bergabung dalam program yang diinisiasi Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Fadil Imran itu. 

Pada Rabu, 11 Agustus 2021, dia dan relawan lainnya bertemu Fadil. Saat itu, dalam hati Devi dan relawan lainnya sempat terbersit bahwa keinginan Fadil tak mungkin dilakukan. 

Detik-detik Sopir Taksi Online Dikeroyok Saat Bawa Penumpang di Tol Dalam Kota

Bahkan, Devi berucap bahwa ide mantan Kapolda Jawa Timur itu adalah ide gila. Sebab, program ini menargetkan 3.060.000 warga di DKI Jakarta menerima vaksin dosis pertama pada periode 1-17 Agustus 2021. "Yang waktu kami dipanggil itu, haduh apa iya ya? Kok nekat ya. Agak gila idenya," kata Devi.

Keraguan Devi dan relawan lain akhirnya sirna. Itu lantaran sebelum kegiatan berlangsung ternyata Polda Metro Jaya melakukan riset terlebih dahulu. Dia takjub karena program ini tidak seperti program pada umumnya yang mengutamakan launching dulu baru berjalan. Program ini berlangsung dulu baru diluncurkan ke publik. 

Polisi: Tersangka Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi yang Sudah Ditangkap 23 Orang

Pelaksanaan vaksinasi merdeka

Photo :
  • Istimewa

Devi dan relawan lainnya takjub karena selama 10 hari berjalan, sebelum dia dan relawan lain bergabung, Polda Metro Jaya sudah berhasil menjaring 1 juta warga.

Uang Rp16 Miliar Disita dari Suami Istri Tersangka Kasus Judi Online Libatkan Pegawai Komdigi

Melihat berhasilnya 1 juta warga divaksin dalam 10 hari, membuat Devi menilai hal ini juga harus diterapkan di wilayah lain. Konsep gerai vaksin yang dekat dengan kediaman warga dalam program ini dinilai tepat sasaran. 

Ditambah lagi gerai yang banyak, yaitu ada 900 gerai pada RW-RW di Jakarta. Banyaknya gerai ini agar tidak ada antrean. Sebab, selama ini diyakini warga enggan ikut vaksin, antara lain karena harus antre.

Gerai Vaksinasi Merdeka buka setiap hari. Meskipun tanggal merah libur nasional, tempat vaksinasi ini tak tutup. Pada 11 Agustus 2021 lalu, saat libur Tahun Baru Islam, misalnya. Polda Metro Jaya memastikan petugas tetap memberikan layanan vaksinasi bagi warga. 

Atas dasar itu, Devi meyakini minat warga yang divaksin semakin tinggi. Adapun jumlah relawan dalam program ini ada 30 ribu orang. Namun hanya 4.500 relawan yang bertugas pada tahap pertama. Pada gerai Vaksinasi Merdeka, Devi menegaskan, mereka yang direkrut bukan relawan sembarangan.

Ada juga mahasiswa direkrut jadi relawan. Mereka adalah mahasiswa fakultas kedokteran atau kesehatan. Mereka  tidak dilepas, melainkan didampingi dokter saat melakukan penyuntikan. Sebelum bertugas, semua relawan dipastikan sudah mengikuti pelatihan sebanyak lima kali. Mereka harus bersertifikat vaksinator. Sebab, hal yang diutamakan dalam program ini bukan semata-mata terpenuhinya target vaksin namun yang terpenting adalah keselamatan warga.

Setiap gerai bisa memvaksin 200 orang per hari. Gerai Vaksinasi Merdeka pun menerima semua warga. Warga dengan kartu penduduk bukan DKI Jakarta juga dibolehkan mengikuti vaksinasi di sana. Caranya, cukup membawa KTP dan Kartu Keluarga (KK) atau surat keterangan RT/RW.

Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Fadil Imran meninjau Vaksinasi Merdeka.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan, program ini merupakan kerja sama dengan banyak elemen masyarakat tanpa melibatkan tenaga kesehatan secara struktural, seperti dari Puskesmas atau rumah sakit. Vaksinasi Merdeka ini turut didukung oleh berbagai platform besar seperti BCA, GoJek, BNI, Rumah Sakit Siloam, Alodokter, PMI, termasuk ide kreatif dari para mahasiswa. 

Fadil berharap, program tersebut mampu menjadi kado manis bagi Tanah Air saat merayakan HUT ke-76 pada 17 Agustus 2021. Vaksinasi Merdeka dibuat untuk mempercepat proses vaksinasi COVID-19 sehingga kekebalan komunitas atau herd immunity bisa segera terbentuk di DKI Jakarta.

"Jadi, tidak ada satu masyarakat pun yang terlewat. Nanti tanggal 17 Agustus semua warga Jakarta sudah divaksin," ujar Fadil.

Meski antusias warga menerima vaksin di Jakarta sudah makin tinggi dengan adanya program ini, namun masih ada warga yang malas datang ke lokasi vaksinasi.

Untuk itu, Polda Metro Jaya kembali melakukan terobosan agar bisa menjaring seluruh warga di Jakarta menerima vaksin dosis satu. Caranya beragam, mulai dari memberikan kupon doorprize yang bisa ditukar dengan sembako hingga menggandeng para pesohor. Para publik figur yang diajak bergabung di antaranya aktor Ari Wibowo, Reynold Surbakti, serta desainer kondang Ivan Gunawan.

Aktor Ari Wibowo ikut aktif dalam program Vaksinasi Merdeka.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

Terbaru, Polda Metro Jaya menjemput warga untuk divaksin. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menyebutkan, pihaknya melakukan door to door menjemput warga yang belum divaksin. 

Menurut dia, cara door to door itu juga akan efektif menjangkau masyarakat yang tidak bisa datang ke gerai tapi mempunyai keinginan kuat untuk divaksin. Untuk itu, pengurus RT akan dilibatkan membantu pihak kepolisian memasang stiker ke rumah warga yang telah divaksin COVID-19.

"Kenapa door to door? Mungkin ada masyarakat yang tidak bisa jalan, tapi bisa divaksin sehingga kami jemput bola dengan melaksanakan door to door. Tahu door to door di mana rumah yang belum divaksin, itu kan Pak RT yang tahu, pak RT nanti yang tempel stiker," kata Kombes Yusri.

Hingga 10 Agustus 2021, tercatat sejumlah 8.630.890 atau 96,5 persen warga yang telah divaksin di Jakarta. Angka ini telah mendekati target yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yaitu sebanyak 8.941.211 orang. Kemudian pada Jumat, 13 Agustus 2021, persentase vaksinasi COVID-19 di Ibu Kota menyentuh angka 98,1 persen. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya