Ratusan Anak di Depok Yatim Piatu karena Pandemi COVID-19

Tempat Pemakaman Khusus Covid-19 Rorotan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Imbas pandemi COVID-19 bagi anak-anak di Depok Jawa Barat, membuat mereka ada yang yatim hingga yatim piatu, lantaran orangtua mereka menjadi korban meninggal akibat virus ini. Pemerintah Kota Depok mengaku sedang melakukan pendataan terhadap anak-anak yang menjadi yatim piatu karena pandemi COVID-19.

Tangisan Haru hingga Respon Richard Kevin Saat Putri Cut Tari Jadi Pemenang Gadis Sampul 2024

Kepala Dinas Perlindungan Anak, Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat Kota Depok, Nessi Annisa Handari mengatakan, beberapa waktu lalu memang terjadi lonjakan kematian akibat COVID-19. Tidak sedikit anak-anak harus kehilangan salah seorang atau kedua orangtua mereka. 

“Kita mulai melihat bahwa ternyata banyak sekali anak-anak yang kehilangan orang tua, akhirnya kita coba mendata,” kata Nessi, Senin 9 Agustus 2021.

Fakta-fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Korban Ditusuk Tengah Malam

Nessi mengatakan, pendataan yang baru dimulai sejak sebulan lalu itu merupakan arahan dari Wali Kota Mohammad Idris, untuk mulai mencoba memperhatikan anak-anak korban virus Corona tersebut.

“Pak wali minta kita mencoba untuk melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang ditinggal orangtuanya,” kata Nessi.

Polisi Lakukan Olah TKP Lanjutan Kasus Anak Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus

Nessi mengatakan, saat ini dari data yang sudah masuk sudah terdapat sedikitinya 700 anak menjadi yatim, piatu atau keduanya yatim piatu, sepanjang perjalanan pandemi COVID-19 mulai dari Maret 2020.

“Kalau data yang sudah masuk sih lumayan banyak anak-anak yang ditinggalkan orang tua, sekitar 700 anak, tapi ini jumlah anak ya bukan keluarga,” kata Nessi.

Namun begitu, lanjut Nessi, data itu belum lah final, mengingat saat ini masih pandemi COVID-19 dan kasus kematian juga masih dinamis. Sehingga masih dimungkinkan untuk bertambahnya jumlah anak tersebut.

“Kita tahu pandemi masih berlangsung, jadi kemungkinan data itu tidak berhenti, akan dinamis gitu ya, akan ada mungkin yang sakit lagi, jadi ini sedang pendataan,” kata Nessi.

Seperti diketahui, semenjak pandemi COVID-19 di Tanah Air pada Maret 2020 lalu, selain kasus positif juga terjadi kematian. Terlebih lagi beberapa waktu lalu, ketika varian delta menyebar. Kasus positif sangat tinggi, ketersediaan rumah sakit juga penuh, dan kematian juga terbilang meningkat. Hingga saat ini, angka kematian akibat COVID-19 secara nasional berdasarkan data Satgas Penanggulangan COVID-19 adalah sebesar 107.096. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya