Wagub DKI Jamin Identitas Pelapor JAKI Tak akan Bocor ke Publik
- VIVA/Syaefullah
VIVA – Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menjamin bahwa orang yang melaporkan pelanggaran saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ke laman pelaporan JAKI tak akan mungkin identitasnya bocor ke publik.
"Ya sekali lagi kami sampaikan data yang kami sampaikan dirahasia. Kami yakin tidak akan bocor. Kami yakin semua data yang masuk melalui aplikasi kami rahasiakan. Dijamin kerahasiaannya," kata Ahmad Riza Patria di Jakarta, Selasa, 13 Juli 2021.
Oleh karena itu meminta kepada karyawan tak sungkan-sungkan untuk melaporkan masalah apabila kantornya yang bukan sektor esensial atau kritikal tetap masuk kantor maka sebaiknya lapor melalui aplikasi JAKI.
"Atau pun kalau esensial krirtikal melebihi kapasitas dan jam opersional laporkan tetap kami awasi dan tindak. Terlebih bagi sektor non esensial dan kritikal yang tidak diperkenankan itu jelas melanggar akan kami tindak. Kami beri sanksi dan pencabutan izin usaha," kata Politikus Gerindra ini.
Namun sejauh ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih belum menerapkan gugatan pidana bagi mereka yang melanggar PPKM Darurat. Namun katanya, dapat dipastikan sanksi tegas bakal diterapkan bagi siapa pun yang melanggar PPKM.
"Belum yang dipidana. Tapi kami tidak segan-segan mempidana bagi mereka yang melanggar terutam kantor-kantor yang berkali-kali dikasih tau. Ada juga  kantor yang menyiasati tutup sementara 3 hari berikutnya dia diam-diam sewa di tempat lain, akan kami sanksi tegas," ungkapnya.
Dia mengingatkan warga agar patuh protokol kesehatan di tengah menggilanya penularan varian baru Corona.
"Yang paling penting sebetulnya tingginya 3T. Tingginya testing yang dilakukan di Jakarta hampir 20 kali dari standar yang diminta WHO. Jadi ini angka yang luar biasa, semakin tinggi testing PCR, semakin mudah kita mengetahui titik penyebaran COVID-19," lanjut dia.
Menurutnya, dengan melakukan 3T ini akan dapat diketahui titik penyebaran Corona dan akhirnya petugas pun melakukan pencegahan, penanganan, pengendalian dan penyembuhan.
"Yang juga penting dengan semakin tingginya tes ini kita akan melakukan percepatan penanganan sekalipun memang kami tambah berat karena semakin banyak testing semakin banyak diketahui penyebaran, semakin banyak fasilitas yang kita siapkan," katanya.
Berbagai failitas kesehatan pun harus disiapkan mulai dari rumah sakit, oksigen, peti mati, termasuk vitamin, obat-obatan di ruang ICU juga terus ditingkatkan.
"Tapi kalau melihat angkanya alhamdulillah kematian terus menurun di 1,4 persen sekalipun angka kesembuhannya di 85,2 persen," katanya.
Â