Temukan Perbedaan Data COVID-19, Polisi Minta Warga Lapor Jika Sembuh

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi.
Sumber :
  • VIVA/Willibrodus

VIVA – Polres Metro Jakarta Pusat meminta warga segera melapor ke tim Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 wilayah apabila telah sembuh atau negatif COVID-19. Sehingga, data pada laman corona.jakarta.go.id tidak berbeda dengan data riil lapangan.

KPK Temukan Data 10,6 Juta Penerima Subsidi Listrik Tak Tepat Sasaran, Nilainya Capai Rp 1,2 Triliun

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi mengatakan, pihaknya menemukan adanya disparitas atau beda angka tentang masyarakat yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Jakarta Pusat dari yang terdata di laman corona.jakarta.go.id atau Dinas Kesehatan dengan data riil yang ada di lapangan. Sebab, data lapangan terkait angka COVID-19 lebih sedikit daripada data yang tercatat pada laman tersebut.

"Seperti di Kelurahan Kebon Kelapa, Gambir, Jakarta Pusat itu terdaftar di Puskesmas ada 18 yang terkonfirmasi positif COVID-19. Padahal diverifikasi oleh Babhinkamtibmas dan Babinsa itu 10 orang sudah sembuh. Namun, data mereka yang sudah sembuh ini tidak tercatat di sana, padahal mereka sudah membawa surat keterangan negatif dari Wisma Atlet Kemayoran," kata Hengki, di Jakarta Pusat, Senin 21 Juni 2021.

Cerita Nurdin Halid saat Kerja Sama dengan Poltracking: Objektivitas, Jujur dalam Data

Baca juga: Cerita Megawati Jalani Lockdown 1,5 Tahun di Rumah

Dengan kasus seperti itu, dia menilai wilayah lainnya juga sama halnya. "Kami duga di wilayah lain juga seperti itu, karena data yang di Dinkes DKI maupun corona.jakarta.go.id berdasarkan KTP atau NIK, nah kita temukan fakta juga bahwa masyarakat tersebut memang KTP-nya di Jakarta Pusat namun sudah tidak tinggal lagi ada di Jakarta Pusat, artinya data tersebut tidak real yang kami peroleh," sambungnya.

Persepi Terbongkar Lindungi Skandal Data LSI, Dewan Etik Tidak Jujur

Karena itu, lanjut Hengki, pihaknya bersama TNI dan Pemerintah Kota Jakarta Pusat mendirikan sebuah posko Tiga Pilar di Monas untuk mencari dan mendapatkan data real di lapangan terkait naik turunnya angka positif COVID-19 di Jakarta Pusat. Sehingga, tindakan penelusuran penyebaran COVID-19 dapat dilakukan secara tepat.

"Sehingga treatment-nya pun terhadap wilayah tersebut itu tepat sasaran. Jangan sampai kita membunuh nyamuk dengan bom, ibaratnya seperti itu. Karena data lapangan jauh lebih sedikit dari data yang disajikan," lanjut dia.

Ia menambahkan, bahwa perbedaan data yang ada di lapangan dengan data yang tertera pada situs resmi Satgas COVID-19 DKI Jakarta cukup jauh. "Pernah kita lihat ini data di lapangan hanya sepertiganya, kadang setengahnya, makanya pada saat rapat Tiga Pilar kita sampaikan ternyata begitu yang ada di lapangan," tambah Hengki.

Selanjutnya, Hengki meminta masyarakat, agar segera melapor diri ke Satgas setempat apabila sudah sembuh atau negatif COVID-19. Sehingga, data yang ada tidak mengalami perbedaan dengan data yang ada di lapangan.

"Kami minta masyarakat untuk melapor apabila sudah sembuh dari COVID-19, supaya datanya dapat diperbaharui," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya