Kapasitas Tempat Tidur Isolasi di RSD Wisma Atlet Tersisa 21,4 Persen
- vivanews/Andry Daud
VIVA – Kapasitas ruang isolasi di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, sudah ditambah sehingga jumlahnya menjadi 7.394 tempat tidur saat ini. Akan tetapi, tingkat keterisian tempat tidur itu kini sudah mencapai 78,6 persen.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Kolonel Marinir Aris Mudian mengatakab, per Jumat hari ini, 18 Juni 2021, pukul 08.00 WIB, jumlah pasien rawat inap di Wisma Atlet sebanyak 5.812 orang. Jumlah ini bertambah 82 orang yang masuk dibanding hari sebelumnya.
"Mereka dirawat di Tower 4,5,6, dan 7 Wisma Atlet Kemayoran," kata Aris dalam keterangannya, Jumat sore.
Dengan total pasien 5.812, kini hanya tersisa 1.582 tempat tidur. Sebab, total kapasitasnya adalah 7.394 tempat tidur. Kapasitas tempat tidur Wisma Atlet Kemayoran sebenarnya baru ditambah pada Rabu lalu, 16 Juni 2021.
Baca juga: 19 Bank Penyalur FLPP Berpeluang Dapat Tambahan Kuota
Koordinator RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Mayjen TNI Tugas Ratmono mengungkapkan, bahwa tempat tidur yang awalnya 5.994 ditambah 1.400, sehingga menjadi 7.394 tempat tidur.
Ketika mengumumkan penambahan kapasitas itu, Tugas menyebut, Wisma Atlet Kemayoran sudah diisi 5.551 pasien. Tersisa 1.843 tempat tidur.
"Kalau bertambah 500, 500 (pasien) per hari ya kita bisa hitung tinggal berapa hari lagi (akan penuh)," kata dia dalam konferensi pers di kanal YouTube BNPB, Rabu lalu.
Dengan kondisi ini, Tugas meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19. "Kita harus mengerem di hulunya, di masyarakat, supaya penularannya itu betul-betul bisa diputus," kata dia.
Kasus COVID-19 di Jakarta pada Kamis kemarin, 17 Juni 2021, bertambah 4.144 kasus baru. Sebanyak 661 kasus (16%) di antaranya adalah anak usia, dari 0 - 18 tahun.
100 Orang dirawat di RSCM Lantaran Judi Online, Menkes Minta Masyarakat Lakukan Ini
Dalam media briefieng online yag digelar oleh PB IDI Kamis kemarin, diungkap Krstiana bahwa pasien rawat jalan dua kali lipat dari angka pasien yang dirawat inap.
