Mengungkap Kastel Batavia Simbol Kejayaan VOC yang Terkubur Zaman
- bbc
Ternyata memang masih ada ditemukan sisa dari reruntuhan bastion, yang adalah bagian dari yang menjorok di setiap sudut sebuah benteng atau kastel."
Berdasarkan literatur sejarah, Kastel Batavia memiliki empat bastion yang semuanya dinamai batu pertama, yaitu Saphir, Parel, Robijn, dan Diamant. "Bastion yang di timur laut itu diberi nama Saphir," ujarnya.
Bastion itu diyakini menjadi tempat tinggal perwira VOC yang ditugasi menjaga pertahanan kastel. "Dalam bastion itu, dari peta-peta lama yang kami peroleh, itu adalah khusus untuk mayor. Nanti ada bastion lagi untuk kapten dan pejabat tertentu," ungkap Candrian.
Banyak temuan yang sudah hancur
Selain struktur pondasi salah satu bastion, di lokasi penggalian juga ditemukan banyak potongan keramik, pecahan botol, hingga bongkahan batu-batu berwarna kuning.
Walau lubang-lubang penggalian sudah ditutup, saat BBC News Indonesia meninjau lokasi bersama Suwanto, benda-benda itu masih banyak ditemukan - terutama potongan keramik berwarna keputihan yang bercampur tanah dan batu bata kuning.
Penemuan itu juga diungkapkan Wanny. "Memang kami menemukan keramik-keramik China, botol-botol minuman keras, lalu juga ada pipa gouda untuk mengisap tembakau, hal-hal yang biasa dikonsumsi para serdadu ketika itu.
Lalu ada botol-botol merkuri tapi yang lain-lain tidak ada. Artinya itu hal-hal yang biasa saja. Selebihnya benda-benda yang dipakai sehari-hari," ungkapnya.
Setelah diteliti Tim Ahli Cagar Budaya, Candrian mengungkapkan bahwa banyaknya potongan keramik yang ditemukan itu buatan China dan Eropa. Namun, apakah semuanya digunakan di era Kastel Batavia masih berdiri atau di era setelahnya, masih perlu diteliti lebih lanjut.
"Banyak ditemukan keramik, juga pipa rokok zaman dahulu. Cuma yang belum diungkap adalah benda-benda itu dari mana? Apa sisa dari kegiatan atau aktivitas di kastel itu sendiri atau bagian dari urugan, karena pada abad ke-19, kali yang ada di depan itu pernah digali lagi untuk dikoneksikan ke Tanjung Priok.
Dan itu adalah barangkali benteng yang sudah tidak dipakai yang juga sempat dibongkar oleh Daendels pada tahun 1808, itu diurug lagi dengan sisa-sisa dumping soil dari kali yang ada di depannya itu. Itu kemungkinannya, tapi kami belum tahu persis konteks dari temuan keramik itu terhadap kastel," ujar Candrian.
Namun, banyak temuan itu tidak ada lagi yang utuh. Sebagian besar sudah berkatagori fragmentaris, hancur, sudah terpecah.