Bela Anies, Taufik Gerindra: Yang Membuat Fitnah Bodoh
- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Muhammad Taufik memberi pembelaan terhadap Gubernur Anies Baswedan yang dituduh menerima rumah mewah dari pengembang.
Di media sosial, unggahan sebuah rumah putih dan sangat mewah itu dikatakan sebagai milik Anies yang diperoleh dari hadiah. Taufik menegaskan, pelaku fitnah itu terlalu bodoh.
"Itu perbuatan jahat, tapi terlalu bodoh. Kenapa bodoh? Karena orang ini enggak ngerti taste-nya Pak Anies kayak apa. Bukan tipe rumah dia kayak gitu. Rumahnya antik," kata Taufik di kantornya, Jalan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Senin, 24 Mei 2021.
Baca juga: Alvin Widjaja Mundur dari TGUPP Anies Baswedan
Taufik menyebutkan, rumah itu juga beredar dijual di media sosial dan gampang ditelusuri. Kemudian, untuk lokasinya bukan di Kebayoran Baru tapi di Cipayung Jakarta Timur.
"Itu gampang penelusurannya, ada link-nya. Jadi saya kira yang melakukan itu menurut saya, pertama tidak profesional. Kedua, itu perbuatan jahat. Jadi enggak adalah, saya paham taste-nya Pak Anies. Setahu saya dia rumahnya cuma satu," ujar politikus Partai Gerindra itu.
Bahwa tuduhan itu juga ikut diramaikan oleh influencer seperti Denny Siregar, menurut Taufik, itu lantaran belum bisa move on karena calonnya kalah dari Anies.
"Denny Siregar kan emang belum move on aja. Dia maunya calon dia yang menang. Itu doang. Yang kedua menurut saya, orang yang meluncurkan ini orang yang engak profesional. Bisa dicari rumah itu, itu aja sudah salah," katanya.
"Orang kira itu kalau kalah, pendukungnya itu sakit hatinya seumur hidup. Dan yang buat saya enggak fair-nya itu, maunya menang. Terus kalau orang lain yang menang dianggap nggak benar, kalau dia menang benar. Itu kan enggak benar," lanjutnya.
Ia pun berharap orang yang menyebarkan tuduhan ke Anies, lekas sadar. Taufik juga menyakini, Anies tidak akan menempuh jalur hukum apalagi menanggapi persoalan yang tidak benar seperti ini.
"Pak Anies kayaknya enggak akan gitu. Ngapain ngeladenin itu. Pada akhirnya masyarakat paham, ya kita kan enggak boleh mendoakan yang jelek, kita doakan saja yang baik," ujarnya.