Kota Bogor Persiapkan Belajar Tatap Muka, Begini Skemanya

Uji coba Belajar Tatap Muka Hari Pertama
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Pendidikan (Disdik) tengah mempersiapkan belajar tatap muka untuk SD, SMP dan SMA atau sederajat. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Langkah tersebut dilakukan berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri. Yaitu, menteri dalam negeri, menteri agama, menteri kesehatan dan menteri pendidikan dan kebudayaan.

"Kalau dari pusat menjadwalkan pelaksanaan tatap muka Juli mendatang," ujar Kepala Disdik Kota Bogor, Hanafi, Jumat 9 April 2021.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Hanafi mengatakan, secara umum semua daerah mempersiapkan pelaksanaan tatap muka. Nantinya pembelajaran tatap muka ini hanya kegiatan belajar mengajar saja. Kantin dan ekstrakurikuler belum diperbolehkan beroperasi, sehingga anak-anak harus membawa bekal dari rumah.

Baca juga: Pangeran Philip Meninggal Dunia, Ratu Elizabeth Berduka

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

"Disdik mengambil langkah teknis dengan membentuk Satgas COVID-19 pelajar, beberapa sekolah sudah mempersiapkan sarana prasarananya. Mulai dari tempat mencuci tangan, desinfektan, cek suhu dan nanti dilakukan uji coba terlebih dahulu," tutur Hanafi.

Khusus SD kata dia, situasinya lebih pelik mengingat jumlah SD di Kota Bogor cukup banyak, siswanya pun banyak dan yang paling dikhawatirkan penerapan 3M, terutama jaga jarak sesama siswa. Pihaknya pun akan mempersiapkan dengan matang sebelum membuka sekolah, sementara TK dan Paud perlu ditinjau kembali mengingat risikonya lebih besar. 

"Sebelum tatap muka, kami akan minta persetujuan orang tua melalui polling, apakah orang tua setuju sekolah dibuka atau tidak," imbuhnya. 

Disdik merencanakan beberapa alternatif untuk pembelajaran tatap muka ke depan. Sebab, pembelajaran tatap muka tidak akan 100 persen atau akan dibagi 30 persen tatap muka dan 70 persen daring. Alternatif lainnya setiap kelas masuk bergantian mulai dari kelas 9, kelas 8 dan kelas 7 namun ini sedikit akan repot.

"Alternatif ketiga dilakukan perpekan, satu minggu sekali dengan jumlah 50 persen dan sepertinya ini lebih efektif karena bisa dimonitor kondisi siswanya," terangnya.

Ia menambahkan, SMA walaupun urusan provinsi tapi lokasinya ada di Kota Bogor tetap menjadi perhatian Disdik. Kekhawatiran SMA setelah pulang sekolah apakah langsung pulang ke rumah atau tidak.

"Jadi kami harus koordinasikan ke Satgas COVID-19 Kota Bogor, Dewan Pendidikan dan lainnya. Kami juga akan uji coba PTM beberapa sekolah yang sudah membuat video," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya