Pasien COVID-19 Meninggal Sempat Ditolak Swab Test, Ini Kata Puskesmas

Kordinator Gugus Tugas Puskesmas Sriamur, Muhasim
Sumber :
  • VIVA / Dani (Bekasi)

VIVA – Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Srimur, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi memberi klarifikasi terkait adanya pasien Covid-19 yang ditolak melakukan tes swab. Alasan penolakan itu karena keterbatasan alat.

CIA Duga Kuat COVID-19 dari Kebocoran Laboratorium di Wuhan, China Bereaksi Keras

"Karena keterbatasan alat kita akhirnya jadwalkan bu Sri Hartati pada tanggal 15 Januari 2021," kata Kordinator Gugus Tugas Puskesmas Sriamur, Muhasim, Senin 8 Maret 2021.

Sebelumnya, pada 12 Januari almarhumah Sri Hartati, pasien Covid-19 meninggal dunia. Warga Perumahan Griya Kota Bekasi II, Setia Mekar, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi itu sempat ditolak swab oleh petugas Puskesmas Sriamur, Tambun Utara.

CIA Duga COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China, Menurut Media AS

Pasalnya, suami Sri Hartati, Cornelis Purba dinyatakan positif Covid-19. Hingga akhirnya Sri ingin melakukan tes swab. Sayangnya, keinginan itu pupus setelah pihak Puskesmas tidak mengamini.

Muhasim mengaku, penjadwalan itu sudah dilakukan dengan dipercepat. Namun, Sri lebih memilih melakukan tes swab mandiri di rumah sakit swasta Bekasi.

Bukan COVID-19 atau HMPV, Ternyata Ada Virus Ini yang Jauh Lebih Berbahaya Bagi Manusia

Menyangkut kedua anak Sri yang terlantar, pihak aparat desa tidak berani melakukan evakuasi karena belum adanya hasil swab setelah kedua orangtuanya positif Covid-19.

"Kalau dalam kondisi itu harus dipahami warga tidak berani menolong kedua anaknya karena belum ada hasil swab," kata Ketua RW 09, Sandri.

Sandri menambahkan, keesokan harinya dirinya membawa swab mandiri. Setelah dinyatakan negatif, masyarakat sudah berani menolong. "Setelah negatif baru warga berani," tutupnya. 

Jubir baru Kementerian Luar Negeri China Mao Ning menjalankan tugas perdana

CIA Dukung Teori COVID-19 dari Kebocoran Lab di China, Beijing Minta AS Stop Manipulasi

China meminta AS berhenti mempolitisasi dan memanipulasi isu asal-usul virus corona, berhenti mencemarkan nama baik negara lain, dan berhenti melemparkan kesalahan.

img_title
VIVA.co.id
28 Januari 2025