Anies Sebut Pandemi COVID-19 Bikin Udara Lebih Bersih

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA - Gubernur Provinsi DKI Jakarta, Anies Baswedan, menjadi salah satu pembicara dalam acara Time to Act: Sustainable Recovery yang diselenggarakan secara virtual dan diikuti anggota forum C40 Cities (Jaringan kota besar di dunia yang berkomitmen untuk mengatasi perubahan iklim). Dalam acara tersebut Anies menyatakan bahwa kolaborasi menjadi kunci bagi kota-kota di dunia untuk mengatasi pandemi dan perubahan iklim.

Dharma Sebut Bio Weapon untuk Pandemi Selanjutnya Sudah Disiapkan, Gong Kematian Pengusaha Jakarta

Ia menjelaskan bagaimana perubahan iklim dan pandemi COVID-19 memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan masyarakat secara global. Namun hal tersebut justru membuka kesempatan untuk berinovasi, berkolaborasi hingga membuat langkah besar untuk mengatasi permasalah perubahan iklim dan COVID-19.

“Kita berada dalam momen yang benar-benar menantang. Kota-kota di dunia sedang berada di garis depan untuk menghadapi tantangan dan juga peluang. Kita semua terpukul oleh pandemi COVID-19, dan juga dampak perubahan iklim. Namun, kita juga telah menghasilkan berbagai inovasi, kolaborasi, dan langkah besar untuk mengatasi tantangan tersebut,” kata Anies di Jakarta, Rabu, 17 Februari 2021.

Hebat! Pria Ini Bantu Ratusan UMKM di Tabalong Bebas dari Rentenir, Begini Caranya

Baca juga: Anies Sebut Pedagang di Pasar Lain Juga Dapat Vaksin

Anies yang juga sebagai Wakil Ketua C40 Cities turut menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 membawa perubahan yang signifikan. Salah satunya peningkatan kualitas udara di Jakarta karena dari pergerakan orang yang dibatasi, dan ekonomi kota yang melambat membuat banyak kota merasakan udara yang lebih bersih, termasuk di Jakarta.

Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Jadi 7,47 Juta Orang Per Agustus 2024

Selama pandemi, lanjut dia, Jakarta telah mengambil momentum untuk mengatasi berbagai masalah transportasi dan mobilitas. Hal tersebut terbukti melalui keluarnya Jakarta dari 10 besar kota paling macet di dunia menurut Indeks Lalu Lintas Tomtom tahun 2020.

Begitu juga dengan meningkatnya jumlah pengendara sepeda di Jakarta hingga 10 kali lipat berkat perubahan paradigma dari sepeda untuk sarana olahraga menjadi moda transportasi sehari-hari.

“Kami juga melihat kesempatan dalam tren baru ini untuk lebih mendorong integrasi berbagai moda transportasi umum sehingga mampu melipatgandakan jumlah penumpang angkutan umum harian dalam waktu 3 tahun. Dan membuat jalur sepeda 96 km, didukung oleh 52 tempat berbagi sepeda, dan merencanakan total jalur sepeda sepanjang 500 km,” katanya.

Ia menegaskan mayoritas program Pemprov DKI Jakarta merupakan hasil dari kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak, baik itu swasta, LSM, perguruan tinggi, bahkan warga perorangan yang aktif terlibat dalam pembangunan kota. Sehingga posisi mereka adalah co-creator pembangunan kota, dan Pemprov DKI Jakarta bertindak sebagai kolaborator.

“Kami telah mendeklarasikan Jakarta sebagai kota kolaborasi. Dan dari pengalaman kami, kami yakin bahwa kolaborasi yang kuat antar kota di seluruh dunia adalah jalan ke depan untuk mengatasi tantangan dunia seperti perubahan iklim dan pandemi,” katanya.

Anies menyatakan bahwa Jakarta siap dan menyambut baik untuk berkolaborasi dengan berbagai kota di dunia dalam mencapai target emisi bersih pada tahun 2050 dan mengurangi 50 persen emisi gas rumah kaca pada tahun 2030. Terlebih Jakarta telah banyak belajar banyak dari inisiatif kota-kota di dunia seperti Tokyo, Paris, Seoul, Medellin, Pune, dan banyak lainnya.

“Sebagai wakil ketua C40, saya memperkuat komitmen dan mengajak untuk berkolaborasi dengan Anda semua. Dengan semangat inilah kami menyampaikan keinginan kami untuk bergandengan tangan dengan Anda semua dan menyatakan bahwa sekaranglah saatnya untuk bertindak demi mobilitas yang berkelanjutan, kota yang berketahanan, dan kolaborasi yang kuat,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya