Jakarta Banjir, PDIP Kritik Anies yang Hapus Normalisasi Sungai
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Sejumlah wilayah Ibu Kota seperti Kampung Melayu, Jakarta Timur kembali terendam banjir sejak Senin, 8 Februari 2021. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI dari Fraksi PDIP, Gembong Warsono menyarankan agar Gubenur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan bisa menerapkan normalisasi sungai.
"Sepanjang Pemrov DKI melakukan normalisasi dan penataan di daerah aliran sungai sulit untuk meminimalisir banjir," kata Gembong kepada VIVA di Jakarta, Rabu, 10 Februari 2021.
Menurut dia, program unggulan Pemprov DKI dalam penanggulangan banjir jangan hanya tertumpu pada drainase vertikal. Ia bilang mesti ada kombinasi program. Namun, untuk merealisasikan itu juga harus ada kolaborasi dengan program dari pemerintah pusat.
Dalam draf perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), program normalisasi sungai dihapus Anies. Program itu diganti dengan naturalisasi sungai.
Gembong pun mengimbau agar Anies menginstruksikan warga Jakarta tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemi. Apalagi di musin hujan yang rawan banjir. Hal ini penting agar angka orang yang terkonfimasi positif COVID-19 tak melonjak.
"Namun, demikian saat ini yang utama bagaimana Pemrov dapat fokus dalam penanganan pengungsi agar jangan sampai terjadi klaster baru penyebaran COVID-19 di pengungsian, artinya penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat menjadi keharusan," sebutnya.
Untuk diketahui, hujan deras yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya menyebabkan banjir di sejumlah wilayah. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI, total terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir pada Senin, 8 Februari 2020.
"Tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Persentase RT terdampak ini sebesar 0,492% dari total RT di Jakarta sebanyak 30.470 RT," kata Plt. Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto di Jakarta.
Dia mengatakan, untuk wilayah Jakarta Selatan, meliputi 4 kecamatan dan 7 kelurahan, 17 RW dan 38 RT. Ketinggian banjir sekitar 40-190 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 30 KK dengan total 304 jiwa.
Pun, di Jakarta Timur mencakup 25 RW dan 112 RT dengan ketinggian 40-275 cm. Sementara, jumlah pengungsi sebanyak 193 KK dengan total 725 jiwa. Sebanyak 14 lokasi pengungsian telah digunakan.
"Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar Kali terdampak luapan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini," jelasnya.
Baca Juga: 618 Korban Banjir Kampung Melayu Masih Bertahan di Pengungsian