Cegah Banjir Jakarta 2021, 23 Waduk Dikeruk dan Ribuan Drainase Dibuat

Pengerukan lumpur yang mengendap menggunakan beko di waduk komplek Kantor Wali Kota Jakarta Selatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

VIVA – Pemprov DKI Jakarta telah melakukan sejumlah mitigasi bencana dalam menghadapi musim hujan yang saat ini intensitasnya semakin tinggi. Upaya ini diharap bisa mencegah terjadinya banjir termasuk karena naiknya permukaan air laut.

KPU Jakarta: 572 TPS Berpotensi Rawan Banjir

Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dialiri 13 sungai dari hulu dan sebagian besar daratan Utara berada di bawah muka air laut (rob). Selain itu, Jakarta juga mengalami penurunan tanah per tahun (land subsidence).

Ada pula perubahan tata guna lahan dengan populasi yang bertambah, pembangunan yang pesat, dan run off yang meningkat, sehingga daerah resapan semakin berkurang.

Ancaman Banjir Bayangi Pencoblosan Pilkada Jakarta

Baca juga: Anies Tegaskan Kini Ada 101 RS Rujukan COVID-19 di Jakarta

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, Dudi Gardesi, memaparkan, setidaknya ada 5 upaya yang telah dilakukan oleh jajarannya, yakni Gerebek Lumpur, Pengelolaan Air Hujan (Drainase Vertikal), Pemeliharaan Pompa, Penanganan Banjir Rob melalui NCICD, dan Pengelolaan Sistem Polder.

1.687 Warga Terdampak Banjir di Periuk, Pemkot Tangerang Aktifkan 15 Mesin Pompa Air

“Gerebek Lumpur itu berbentuk pengerukan/pengurasan, bertujuan meningkatkan kapasitas saluran, kali, sungai, dan waduk, sehingga pada musim hujan daya tampungnya bisa maksimal," kata Dudi di Jakarta, Kamis, 28 Januari 2021. 

Pada tahun 2020, kata dia, untuk waduk, jumlah yang sudah dikeruk sebanyak 23 waduk, dengan volume pengerukan 446.402,9 m kubik. Lalu, untuk pengerukan kali, total sebanyak 93 lokasi, dengan volume pengerukan 279.967,5 m3. Sementara itu, saluran penghubung yang sudah dikeruk sebanyak 390 saluran, dengan volume pengerukan 121.002,6 m3. 

"Itu untuk tahun 2020 ya, pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah dilakukan pengerukan di lokasi lainnya,” sambungnya. 

Lebih lanjut, Dudi menerangkan, pembangunan drainase vertikal (sumur resapan) yang dilakukan oleh Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta bekerja sama dengan unsur-unsur terkait di wilayah dan melibatkan masyarakat. 

"Hingga 31 Desember 2020, telah tersedia 2.974 titik drainase vertikal di 777 lokasi, seperti di RPTRA, Gedung Pemda, Sekolah, Taman Kota, dan Masjid," katanya. 

Selain itu, untuk penanganan banjir rob melalui NCICD, Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta telah menentukan lokasi prioritas pembangunan tanggul pantai, yaitu Kamal Muara, Kali Blencong, Kali Adem-Muara Angke, Pantai Muara, Sunda Kelapa, dan Tanjung Priok. 

“Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta juga telah menyiapkan 487 pompa stationer di 178 lokasi, 175 pompa mobile di 5 wilayah, 257 alat berat, 465 dump truck, 36 pintu air, dan 8.101 personel (Pasukan Biru),” katanya. 

Saat ini telah terbangun sepanjang 12,6 Km tanggul pantai dan akan terus dilanjutkan pembangunannya. Sementara itu, untuk pembangunan/rehabilitasi sistem polder pada 2021-2022, lokasinya antara lain:

- Kelapa Gading, Jakarta Utara : Pompa Kali Betik dan Pompa Artha Gading
- Pulo Gadung, Jakarta Timur: Pompa Pulomas
- Cakung-Cilincing, Jakarta Timur : Pompa Marunda
- Makassar, Jakarta Timur : Pompa Tipala
- Cipayung, Jakarta Timur : Pompa Adhyaksa
- Penjaringan, Jakarta Utara : Pompa Muara Angke dan Pompa Teluk Gong
- Pademangan, Jakarta Utara : Pompa Mangga Dua
- Kembangan-Kedoya, Jakarta Barat : Pompa Green Garden. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya