Mogok Jualan, Pedagang Daging Sapi di Pasar Koja Baru Pilih Mudik
- VIVA.co.id/Ridwansyah
VIVA – Sebagian pedagang daging sapi di Pasar Koja Baru, Jakarta Utara memilih pulang ke kampung halamannya. Mereka mudik tak berjualan sebagai bentuk aksi mogok.
Pantauan VIVA di Pasar Koja Baru, lapak penjual daging memang tidak beroperasi sama sekali. Meja yang biasanya digunakan untuk memajang daging jadi tempat tidur dadakan para pedagang pasar.
Jamal, salah seorang pedagang daging, mengatakan di lokasi ini ada 12 rekannya. Kata dia, 8 di antaranya memilih pulang kampung ke Cirebon, Tegal hingga Pekalongan.
Menurut dia, hal ini dilakukan lantaran pedagang tidak memiliki kegiatan selama menjalankan aksi demo. Ia bilang, para pedagang yang berada di Pasar Koja Baru merupakan orang ketiga yang menjual daging.
Pun, orang pertama berada di pejagalan. Orang kedua adalah bos-bos dari para pedagang daging yang ada di pasar.
"Kami yang ada di pasar ini merupakan penjual daging tangan ketiga, sehingga jika RPH menaikkan harga daging, tentu penjual tangan ketiga yang tidak bisa mendapatkan keuntungan," tutur Jamal ditemui VIVA di Pasar Koja Baru, Kamis, 21 Januari 2021.
Jamal mengatakan, rencananya aksi mogok dilakukan hingga hari Jumat, 22 Januari 2021. Menurut dia, rencananya Sabtu lusa, para pedagang sudah kembali beraktivitas.
Ia berharap pemerintah bisa turun tangan terkait kenaikan harga daging dari rumah Pemotongan Hewan (RPH). "Saya rasa pemerintah bisa dengan cepat menemukan kendala kenapa harga daging naik," tuturnya.
Sementara, opsi kedua adalah, pemerintah dalam hal ini PD Pasar Jaya bisa memberikan subsidi kepada para pedagang agar proses penjualan daging bisa kembali berjalan seperti semula.
Terkait itu, PD Dharma Jaya selaku Badan Usaha Milik Daerah yang fokus menangani masalah daging berjanji akan segera menggelar operasi pasar.
Direktur Utama PD Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman mengatakan, siap untuk mendukung Pemprov DKI Jakarta dalam kegiatan operasi pasar penyediaan daging.
“Kami memiliki stok daging sapi beku sebanyak 838,4 ton siap untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan daging di masyarakat,” ujarnya.
Raditya melanjutkan, selain Dharma Jaya, masih ada pihak lain yang akan mendukung kegiatan operasi pasar seperti Bulog DKI Jakarta, Pasar Jaya, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) DKI dan lainnya. Diharapkan ini jadi sinergi yang baik dalam mengendalikan persediaan dan harga daging.
“Nanti untuk mekanisme operasi pasar, kami menunggu arahan dari DKPKP DKI Jakarta, intinya kami siap,” kata Raditya.
Baca Juga: Pedagang Mogok, Pemprov DKI Siapkan Daging Sapi Beku di 5 Titik