Wali Kota Depok Protes ke Ridwan Kamil soal Tingkat Kepatuhan Prokes

Wali Kota Depok Mohammad Idris
Sumber :
  • VIVA/Zahrul Darmawan

VIVA – Wali Kota Depok Mohammad Idris memprotes Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang menyebut warga Depok tingkat kepatuhan terhadap protokol kesehatan COVID-19 rendah.

Berpotensi Kalah di Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil Bantah Mesin Partai di KIM Plus Tak Bantu Menangkan RIDO

“Pernyataan sebelumnya tentang siaga satu juga kami minta klarifikasi standar penilaiannya kayak apa,” kata Idris, Selasa, 19 Januari 2021.

Idris yang kembali terpilih memimpin Depok untuk lima tahun ke depan ini mengatakan, perlu ada transparansi tentang tolok ukur penilaian. Sehingga memasukkan Kota Depok dalam klasifikasi seperti yang disebutkan Gubernur Jawa Barat tersebut.

Bawaslu Telusuri Klaim Temuan Money Politics yang Dibongkar Kubu RK-Suswono

Baca juga: Pembelaan Wali Kota Depok Ada Warga COVID-19 Meninggal Usai Ditolak RS

“Jadi biasa, transparansi dalam penilaian. Bukannya kami menolak kritik, memang ini sebuah kritik kepada kita wakil masyarakat Kota Depok terhadap masalah menjaga jarak,” ujarnya.

Dasco: Pilkada Jakarta Kemungkinan Besar Dua Putaran

Idris menegaskan, jangan sampai penilaian tersebut justru berdampak negatif. Ia tidak ingin dengan penilaian yang diberikan Gubernur Ridwan Kamil itu menjadi terkesan merendahkan warga Kota Depok.

“Itu tidak menjadi soal, cuma ya jangan sampai nanti efeknya malah bermasalah. Jangan sampai malah merendahkan, nanti spirit teman-teman warga masyarakat, satgas kita, termasuk Kampung Siaga, malah melemah,” ujarnya.

Idris berharap agar pernyataan yang disampaikan Ridwan Kamil itu diklarifikasi. Ia tidak ingin niat baik yang sebenarnya disampaikan malah tidak membawa kebaikan.

“Kasih tahu saja standarnya seperti apa. Kalau memang untuk maslahat jangan sampai keinginan kita baik, tapi mendatangkan mudarat yang lebih besar,” katanya.

Idris tidak ingin muncul kecemasan di tengah-tengah masyarakat Depok akibat pernyataan dan penilaian dari Ridwan Kamil tersebut.

“Saya tidak mengatakan itu tidak benar, tolong standar penilaiannya dan dipikirkan kembali kalau seorang pejabat tinggi mengeluarkan statement itu harus dilihat, ditimbang maslahatnya, mudaratnya seperti apa,” jelasnya.

Kalau mendatangkan maslahat, menurut Idris, itu tidak apa-apa, dan semoga menjadi pecut bagi warga dan semua pihak tentang masalah jarak.

“Jaga jarak 1 meter, setengah meter, 2 meter jadi kan masih diperselisihkan, 2 meter apa 2 setengah meter, atau 3 meter ini kan masih macam-macam pendapatnya. Memang paling banyak di wartawan yang paling banyak melanggar,” katanya.

Ke depannya, kata Idris, semua pihak harus bersatu padu dalam menghadapi pandemi seperti ini. Agar ketahanan bisa dicapai untuk melawan pandemi yang sudah berlangsung 10 bulan lebih.

“Yang kita bangun adalah semangat, spirit, yang kita bangun adalah imunitas kejiwaan kita,” katanya

Ia mencontohkan ketika dirinya terpapar COVID-19. Walau demikian Idris mengaku tidak butuh waktu lama untuk dirawat di RSUD Kota Depok.

“Insya Allah enggak lama di rumah sakit. Tapi kalau negative thinking duluan, down duluan, nanti malah down kita, jangan. Tetap positive thinking, kita semangat, ayo,” ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya